Semakin besar kekuatan yang kita miliki, semakin besar tanggung jawab kita. Ada bahaya mengancam bagi seorang pemimpin yang salah langkah dan didominasi oleh kekuasaan.
Baru-baru ini, sekelompok peneliti di University of Florida, yang dipimpin oleh Trevor Foulk, menemukan bahwa para pemimpin yang berperilaku kasar adalah orang-orang yang berjuang keras menjadi orang yang tenang ketika mereka kembali dari pekerjaan dan menemukan bahwa pikiran mereka dibanjiri hal-hal negatif. Perilaku mereka terkait dengan perasaan mereka sendiri bahwa mereka tidak kompeten, kurang dihormati dan kurang berwibawa di tempat kerja.
Pemimpin-pekerja yang dinamis
Sepanjang perjalanan kepemimpinan saya, termasuk mengamati dan melatih para pemimpin lain, saya sering memikirkan dinamika pemimpin-pekerja dan asumsi-asumsi yang melekat pada kedua pihak ini. Secara umum, pemimpin dipandang sebagai orang yang memiliki semua jawaban dan selalu mengontrol arah dan visi kelompok atau organisasi.
Demikian juga seorang karyawan kadang-kadang dilihat oleh seorang pemimpin sebagai seseorang yang melakukan tugas tanpa rasa keberatan. Di sinilah masalah muncul. Ketika pemimpin dan pekerja memiliki pandangan yang terlalu sepele satu sama lain, masalah terus tumbuh dan menyebabkan gangguan di seluruh organisasi. Bagi para pemimpin, ini dapat mengakibatkan masalah organisasi yang menyakitkan; sedangkan bagi pekerja atau karyawan, mereka mungkin menjadi kurang terlibat, dan pada akhirnya akan menurunkan semangat mereka.
Tingkatkan kualitas komunikasi
Dari sudut pandang saya, masalah seperti di atas dapat dihindari ketika kita meningkatkan komunikasi. Saya sering diingatkan oleh kata-kata pujangga yang pernah saya pelajari,
“konflik adalah hasil dari komunikasi yang tidak terselesaikan”.
Khususnya di negara-negara Asia, ada hierarki yang permanen di tempat kerja dan keyakinan mengenai ‘jarak kekuasaan’ secara umum, dimana orang mengharapkan dan menerima bahwa kekuasaan sedang didistribusikan secara tidak adil. Pemimpin diharapkan mempunyai semua jawaban, sementara pekerja diharapkan melakukan pekerjaannya saja. Ini menyebabkan kurangnya komunikasi yang berarti di antara pemimpin dan pekerja atau pengikut.
Tetapi, organisasi tidak didominasi oleh robot. Organisasi digerakkan oleh manusia dan suatu organisasi akan lebih efektif ketika orang-orang di dalamnya bekerja sama. Sesungguhnya, terlepas dari apakah Anda orang Asia, Eropa atau Amerika, kegagalan untuk berpartisipasi dalam komunikasi yang bermakna atau berusaha untuk saling memahami peran satu dengan yang lain,akan menyebabkan masalah yang sama bagi semua yang terlibat.
Peneliti Trevor Foulk menunjukkan bahwa pemimpin yang berkomitmen dan menghargai kesepakatan bersama, jarang menyerah pada masalah yang dihadapi oleh pemimpin yang egois. Karena pemimpin seperti ini, adalah pemimpin yang menghargai hubungan sosial yang baik, hubungan yang positif dan suasana yang harmonis di tempat kerja.
Baca juga artikel berjudul "5 Penyakit Berbahaya dalam Tim"