“Mbak, kenapa ada orang yang sudah kirim ratusan lamaran, ikut interview puluhan kali, tapi hingga sekarang belum dapat pekerjaan juga? Sebaliknya ada orang yang cuma kirim satu lamaran, dan bahkan ada yang gak melamar sama sekali tapi langsung dapat kerja?”
Kata kuncinya satu: kecocokan.
Apa yang recruiter cari sementara mereka membaca CV atau mengintip profil LinkedIn kita? Kecocokan. Kecocokan antara profil kandidat dengan profil yang sedang mereka cari.
Apa yang interviewer gali dari sejumlah pertanyaan saat interview? Apa yang dicari recruiter saat mereka memeriksa hasil serangkaian psikotes? Apa yang diperhatikan panel, saat kandidat melakukan presentasi? Kecocokan. Kecocokan antara kualifikasi kandidat yang ditunjukkan oleh hasil interview/psikotes/presentasi dengan kualifikasi kandidat yang mereka butuhkan.
Nah, sering kali job seeker sibuk mengkritisi kekakuan dan idealisme para recruiter, padahal ada hal yang lebih penting dari itu: memastikan kecocokan antara kualifikasi diri dan keinginan diri.
Yuk, kita periksa dulu, apakah kualifikasi yang kita miliki sudah cukup mumpuni untuk mendapatkan pekerjaan yang kita idamkan?
Tanya diri sendiri pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
- Kualifikasi apa yang dibutuhkan untuk bisa sukses di pekerjaan impian kita?
- Apakah kualifikasi kita cocok dengan kualifikasi tersebut?
- Jika tidak cocok, apakah ketidakcocokan yang kita miliki dapat diubah? Butuh waktu berapa lama untuk mengubahnya? Apakah kita memiliki waktu yang dibutuhkan untuk berubah tersebut? Atau sebaliknya, kita sedang terdesak dengan desakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup diri/keluarga kita?
Baca juga: Bersaing dengan Ribuan Kandidat, Bagaimana Agar Saya Diterima Kerja?
Terimalah: ada hal-hal yang dapat kita ubah, ada hal-hal yang tidak dapat kita ubah, dan ada hal-hal yang butuh banyak waktu untuk mengubahnya.
Kita harus sadar, ketidakcocokan kita ada dalam kriteria yang mana?
Saya tidak bermaksud untuk memadamkan semangat siapapun, tapi jika kita tidak bisa merubah diri kita, berarti kita harus merubah mimpi kita. Minimal, jika kita belum bisa meningkatkan kualifikasi diri kita, kita harus sedia menunda mimpi kita.
Permasalahan utama yang sering kali membuat kita gagal adalah: kualifikasi dan mimpi kita tidak cocok, dan kita tidak melakukan apa-apa untuk menyesuaikannya.
Jangan heran kalau kemudian kita kesulitan mendapat pekerjaan yang cocok dengan diri kita, karena ketika pekerjaan itu cocok dengan mimpi kita, ternyata tidak cocok dengan kualifikasi kita. Sebaliknya, ketika pekerjaan itu sesuai dengan kualifikasi kita, ternyata tidak sesuai dengan mimpi kita.
Jangan heran jika kita sering kali ditolak dan menolak pekerjaan yang ditawarkan kepada kita.
That’s real life. We must face it.
Jika kita tidak mau menghadapinya, kita tidak akan dapat menaklukkannya.
Suatu saat nanti kita akan bisa memiliki kualifikasi yang cocok dengan pekerjaan yang kita idamkan, saat itu mencari pekerjaan akan terasa begitu mudah. Namun untuk mencapai hal itu kita harus berjuang, kita harus mau berjuang mencocokkan diri kita saat ini. Berdamai dengan diri sendiri, menerima diri kita apa adanya, tapi tidak membiarkannya seadanya.
Anda bersedia?
Artikel ini diterbitkan dari akun LinkedIn milik Milka Santoso.