Jangan Mulai Bisnis Bersama Teman Sendiri!

May 10, 2022 3 Min Read
Jangan Mulai Bisnis Bersama Teman, Lho Kenapa?
Sumber:Monstera dari Pexels.com
Bisnis bersama teman, apa risikonya?

Ketika kita ingin memulai bisnis, secara alami kita beralih ke teman terdekat kita. Wajar saja, mereka adalah orang-orang yang telah kita percayai selama ini. Riset pun melaporkan bahwa sebanyak 40% tim pendiri startup terdiri dari anggota yang memiliki hubungan pertemanan. Menariknya, penelitian terbaru mengatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan yang berisiko.

Dalam studi yang sama, seorang profesor dari Harvard Business School bernama Noam Wasserman menemukan bahwa dari 10.000 pendiri startup bidang teknologi dan life sciences, tim yang paling tidak stabil di antaranya adalah mereka yang menjalaninya bersama teman. Setiap pertemanan dalam tim meningkatkan kemungkinan pergantian pendiri sebesar 28,6%. Bahkan, tim yang tidak saling kenal lebih mungkin untuk bekerja dalam jangka panjang.

Tentu saja, ada kalanya seorang pendiri harus pergi. Tapi dalam banyak kasus, hal tersebut memberikan dampak psikologi dan finansial yang buruk terhadap perusahaan. Mengutip John D. Rockefeller, Wasserman berkata:

A friendship built on business can be glorious, while a business built on friendship can be murder.”


Bukannya mustahil, bisa saja kita mendapatkan manfaat bisnis dari pertemanan. Wasserman menemukan bahwa tim yang paling stabil adalah mereka yang dulunya eks rekan kerja. Penelitian startup dalam bidang teknologi lainnya menunjukkan bahwa jika antara pendiri pernah berkolaborasi sebelumnya, usaha mereka memiliki kemungkinan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat.

Jika Anda dan teman Anda pernah menjalani hubungan profesional, ini adalah peluang. Contohlah Peter Thiel, co-founder serta eks CEO PayPal dan investor luar pertama Facebook yang kini telah menjadi miliarder dengan cara membuat taruhan ekstrim pada berbagai perusahaan.

Baca juga: Komponen Penting dalam Membangun Bisnis Berkelanjutan

“Para pendiri harus saling menceritakan latar belakang mereka sebelum membangun perusahaan bersama. Jika tidak, mereka bagaikan berjudi,” tulis Thiel pada bukunya 'Zero to One'.

“Ketika saya ingin berinvestasi di sebuah startup, saya cari tahu dulu tentang tim pendirinya. Memiliki keahlian itu penting, tetapi saya juga perlu mengetahui seberapa baik para pendiri mengenal satu sama lain dan bagaimana mereka berkolaborasi.”

Anda bisa mengenal karakter teman Anda dengan bergaul. Namun, Anda perlu mengenali partner bisnis Anda dengan bekerja sama dengannya. Setidaknya, ada beberapa pertanyaan mendasar yang perlu menjadi perhatian Anda sebelum merintis usaha dengan seseorang:

  1. Apakah kami memiliki nilai yang sama?
  2. Apakah kebiasaan kerja kami cocok?
  3. Apa saja kelebihan dan kekurangan kami?
  4. Bagaimana caranya kami menangani konflik?


Bukan berarti kita tidak bisa membangun startup yang sukses dengan teman sendiri; hanya saja risikonya lebih tinggi. Jika Anda berencana untuk melakukannya, pastikan Anda sudah mempertimbangkan konsekuensi tersebut.

Memiliki bisnis bersama teman bisa menimbulkan masalah jika Anda tidak bisa memisahkan antara hubungan pribadi dengan hubungan kerja. Karena itu, Anda bisa membaca 'Difficult Conversations: How to Discuss What Matters Most' sebagai referensi dalam menangani masalah penting sebelum terlambat.

Singkatnya, jalinlah hubungan profesional dengan teman Anda sebelum memutuskan untuk merintis usaha bersamanya.

Artikel ini diterbitkan dari akun pribadi milik Adam Grant.

Tonton juga:

Share artikel ini

Bisnis

Tags: Konsultasi

Alt
Adam Grant adalah seorang profesor di Wharton University of Pennsylvania, penulis buku ‘Give and Take’ dan ‘Originals: How Non-Conformists Move the World’.

Mungkin Anda Juga Menyukai

kewirausahaan

6 Hal yang Diperlukan Untuk Menjadi Seorang Wirausaha

Menjadi seorang wirausaha bukan hanya sekedar memiliki modal lalu mulai menjalankan usaha tersebut, namun ada beberapa hal yang diperlukan agar usaha yang kamu jalankan berjalan optimal.

Aug 04, 2021 7 Min Read

Alt

Bagaimana Mengubah Bencana Menjadi Berkat

Lam Kee Hing, sebagai seorang penulis dan juga orang yang banyak berkecimpung di dunia kepemimpinan, berkisah tentang kisahnya saat tertarik menulis buku. Di akhir wawancara ini ada nasehat yang sangat baik bagi mereka yang ada keinginan untuk menulis buku.

May 19, 2021 9 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest