Kenapa 3 Intangible Assets ini Begitu Dramatis dan Powerful?

Sep 02, 2024 4 Min Read
intangible asset
Sumber:

Jcomp dari Freepik.com

Simak data yang lumayan mencengangkan ini. Pada tahun 1975, sumbangan intangible asset terhadap kesuksesan sebuah bisnis hanya 17%. Pada tahun 2015? Sudah tembus 84%.

Data itu dengan segera mengungkapkan sebuah fakta: betapa kekuatan intangible asset itu makin penting dalam membuat kinerja sebuah organisasi bisnis menjadi cetar membahana.

Pertanyaannya: apa itu intangible asset sebenarnya? Dan yang lebih penting: jenis kekuatan intangible asset apa yang paling dramatis dan powerful dampaknya?

Mari kita nikmati jawabannya sambil menyeduh secangkir kopi atau teh hangat.

Intangible asset adalah aset yang tak kasat mata. Atau mungkin layak juga disebut sebagai “aset ghoib”. Aset ini berbeda dengan aset kasat mata (tangible asset) seperti tanah, pabrik yang luas, mesin-mesin yang modern, atau gedung kantor yang luas.

Dulu, aset-aset tangible yang kelihatan nyata fisiknya itu acap dianggap sebagai penentuk sukses bisnis. Namun seperti yang disampaikan diatas, di era digital berbasis pengetahuan ini, aset intangible ternyata justru kian penting perannya.

Apple misalnya. Perusahaan ini tidak memiliki pabrik smartphone (karena semua iPhone dan iPad dan iMac diproduksi oleh Foxtron, vendornya dari China). Namun, market value Apple ternyata paling tinggi sedunia, sekitar Rp 9000 triliun (lebih dari 4 kali lipat APBN).

Nike juga tidak memiliki pabrik sepatu. Tidak punya aset mesin untuk bikin sepatu. Namun, nilai penjualan sepatu Nike tertinggi di dunia.

Atau sebut juga Facebook. Aset fisik perusahaan ini jauh di bawah aset fisik perusahaan mobil Ford. Namun, market value Facebook jauh diatas Ford yang punya aset mesin ribuan jumlahnya.

Jika memang intangible asset kian punya peran penting, maka jenis apa saja yang paling powerful? Jenis intangible asset apa saja yang punya efek dramatis dan fundamental bagi kejayaan sebauah organisasi bisnis?

Di sini, kita mencatat ada tiga jenis intangible asset yang layak disorot:

Baca juga: Kuasai 7 Soft Skill Ini Agar Cepat Naik Jabatan

1. Human Capital Asset

Pada akhirnya, pilar yang utama dari melegendanya sebuah organisasi bisnis adalah barisan insani atau SDM hebat yang ada di dalamnya.

First who, then what. Kembali kita diingatkan kalimat magis ini oleh Jim Collins dalam mahakaryanya, Good to Great. Pertama-tama, fokus untuk mencari orang-orang yang terbaik, dan yang lain akan beres dengan sendirinya.

Di tanah air, ada paradoks yang cukup muram tentang human capital asset ini. Pada satu sisi, banyak sarjana S1 yang menganggur (kini jumlahnya sekitar 600 ribu orang lulusan S1 yang termasuk pengangguran). Di sisi lain, makin banyak manajer HRD yang mengeluh sulitnya mencari kandidat junior dan manajer senior yang sesuai.

Faktanya, survei dari Boston Consulting Group menunjukkan dalam 10 – 20 tahun ke depan Indonesia akan makin kekurangan tenaga manajer yang andal. Padahal, manajer yang andal adalah pilar human capital asset yang amat krusial.

Apa yang terjadi, saat bisnis di tanah air terus booming, dan butuh pasokan banyak manajer andal, namun pasokannya ternata langka. Sederhana: gaji manajer pelan-pelan akan naik tinggi.

Akibatnya, dalam kurun 10 – 15 tahun ke depan akan makin banyak middle manager yang memiliki gaji Rp 35 – 55 juta per bulan. Lumayan mahal namun ini dampak dari “talent shortage”.

Dan mungkin itulah harga yang harus dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan intangible asset yang amat penting ini.

Baca juga: 8 Kegiatan yang Ampuh Mendorong Kreativitas

2. Knowledge and Creativity Asset

Aset ghoib kedua ini lazimnya akan menghasilkan puluhan hak paten yang amat berharga, atau juga langsung dalam wujud inovasi produk yang radikal dan amat mahal nilanya.

Kekuatan Google yang begitu melegenda itu misalnya, ditopang oleh hak patennya dalam algoritma search engine yang amat powerful.

Atau juga kisah Android yang mengubah gaya hidup jutaan orang di muka bumi itu – produk hebat ini adalah wujud nyata dari kekuatan knowledge and creativity asset.

Itulah kenapa kini makin banyak perusahaan yang menekuni ilmu “knowledge management”. Inilah sebuah ilmu tentaang mengolah semua jenis pengetahuan dan kreativitas SDM dalam sebuah organisasi menjadi kekuatan informasi yang berharga.

Knowledge management berusaha mengekstrak pengetahuan berharga dalam setiap otak SDM-nya yang unggul (pegawai yang dikenal sebagai expert atau manajer senior yang berpengalaman luas); dan membuat pengetahuan berharga itu menjadi mudah diakses oleh semua pegawainya.

Baca juga: 11 Prediksi Masa Depan Sales, Branding, Marketing

3. Brand Asset

Interbrand, sebuah lembaga konsultan brand ternama dunia, setiap tahunnya membuat peringkat brand value dari semua brand global yang legendaris. Mereka menghitung berapa sebenarnya “harga atau nilai” brand yang mereka miliki – jika diuangkan dalam satuan moneter.

Tahun ini, peringkat pertama dipegang oleh Apple. Berapa value brand Apple? Rp 1500 triliun. Peringkat 2 adalah Google dengan nilai brand yang tembus Rp 1400 triliun.

Itulah kekuatan intangible asset yang ketiga: brand asset.

Petinggi Coca Cola pernah mengatakan: Anda bisa menghancurkan semua pabrik Coke di seluruh dunia, dan kami akan tetap eksis, sepanjang kami punya hak paten atas merk kami.

Banyak juga brand lokal yang legendaris dan membuat bisnis pemiliknya tetap kaya raya. Bolu Meranti. Gudeg Yu Jum. Indomie. Teh Botol. Ramuan Mak Erot. Ini adalah contoh kekuatan intangible asset berupa brand yang terkenal.

Namun kekuatan intangible asset yang ketiga ini hanya akan muncul jika dua intangible asset yang pertama yakni: human capital dan knowledge asset eksis dalam sebuah perusahaan. Tanpa SDM hebat dan kreatif, hampir mustahil Anda akan bisa menciptakan brand legendaris.

Demikianlah, 3 jenis intangible assets yang layak dikenang untuk membuat kejayaan sebuah bisnis.

Meski semua jenis aset diatas bersifat “ghoib”, namun pencapaiannya harus melalui kerja cerdas dan kerja keras. Bukan melalui asap dupa dan kembang tuju rupa.

Dan pada akhirnya, the most important asset is your brain.
Your mindset. Your skills. Your capabilities. YOU.

Artikel ini diterbitkan dari akun LinkedIn milik Yodhia Antariksa.

Share artikel ini

Bisnis

Tags: Konsultasi

yodhia antariksa

Yodhia merupakan Founder dan CEO PT Manajemen Kinerja Utama. 

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Otomasi Pemasaran: Utopia atau Distopia?

Otomasi Pemasaran: Utopia atau Distopia?

Otomasi pemasaran efektif dalam meningkatkan keuntungan perusahaan, sebab konsumen menikmati penawaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Namun, hal tersebut bisa saja menimbulkan konsekuensi ekonomi dan psikologis konsumen.

Jan 28, 2022 5 Min Read

Alt

Memelihara Budaya Kerja Bersama Tim

Dalam wawancara ini, kami banyak berbincang tentang bekerja tim. Dimitry sebagai seorang yang sampai sekarang ini sedang bekerja pada sebuah organsiasi yang terhitung telah dijalani selama 14 tahun sampai wawancara ini dilakukan melihat 4 point penting yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin untuk dapat menjalankan kepemimpinan tim.

Apr 28, 2021 33 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest