Di era yang identik dengan kemajuan teknologi dan perilaku konsumen yang terus berkembang, menjadi sebuah keharusan bagi bisnis untuk unggul di bidang Sales, Marketing, dan Branding. Merek di seluruh dunia bergulat dengan laju perubahan, meskipun ada pula yang memilih untuk tidak mengikuti perkembangan zaman.
Setelah 27 tahun berkolaborasi dengan lebih dari 1,000 merek di 37 negara, saya belajar bahwa kepercayaan konsumen merupakan elemen penting agar suatu bisnis dapat berkelanjutan. Berdasarkan pengalaman tersebut, saya belajar bahwa terdapat 11 tren yang akan membentuk masa depan Sales, Marketing, dan Branding. Berikut penjelasannya:
Baca juga: 8 Strategi Psikologis Influencer dalam Memasarkan Produk
1. Kepercayaan di Era Skeptis
Era digital cenderung membuat manusia menjadi skeptis. Konsumen dibanjiri dengan begitu banyaknya informasi, sehingga sulit untuk membedakan produk hanya dari tampilannya saja. Kepercayaan konsumen pun menjadi aspek terpenting dewasa ini. Merek yang secara terbuka membawa nilai-nilai yang sejalan dengan konsumennya akan lebih mampu meningkatkan loyalitas dan retensi pelanggan.
2. AI Generatif
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah merevolusi pembuatan konten sehingga dapat dipersonalisasi berdasarkan preferensi dan perilaku pengguna di suatu platform. Seperti Spotify dengan fitur playlist musiknya. Fitur seperti inilah yang menawarkan pengalaman unik kepada para pengguna sehingga mereka terdorong untuk berlangganan paket berbayar, sebagaimana diterapkan aplikasi lain yang memanfaatkan teknologi personalisasi dari kecerdasan buatan.
3. Storytelling sebagai Strategi
Seni bercerita tetap menjadi strategi andalan dalam menjalin hubungan dengan target audiens. Merek seperti Nike memanfaatkan storytelling untuk mengaitkan produknya dengan kisah kegigihan dan kemenangan. Narasi inilah yang dapat membangkitkan hubungan emosional dan merangkul audiens untuk mengenal nilai dari suatu produk atau layanan.
Baca juga: Pentingnya Kecerdasan Buatan dan Standar Teknologi yang Etis
4. Pentingnya Sinergi antara Sales, Marketing, dan Branding
Batasan antara Sales (penjualan), Marketing (pemasaran), dan Branding (merek) menjadi semakin kabur. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah strategi yang dapat mendukung harmoni tujuan dari ketiganya. Hal ini berkaitan dengan optimalisasi strategi komunikasi dan brand experience yang nantinya akan meningkatkan efektivitas suatu kampanye. Percayalah, pengalaman saya selama puluhan tahun telah membuktikan keajaibannya.
5. Tujuan di Era Conscious Consumption (Kemelekan Konsumsi)
Tidak hanya sekedar mencari produk, konsumen modern cenderung mencari merek yang memiliki tujuan. Fenomena conscious consumption telah membuat merek seperti Patagonia untuk membangun identitasnya yang peduli lingkungan, dalam rangka memikat konsumen baru dan mempertahankan loyalitas konsumen lama.
6. Tren Konten Video
Dewasa ini, video telah menjadi sebuah kebutuhan. Dari tutorial komprehensif di YouTube hingga video singkat di TikTok, konten video terbukti menjadi alat promosi merek yang kuat. Kita bisa melihat dari video perilisan produk baru milik Apple yang setiap tahunnya selalu menarik antusias. Bahkan, masifnya tren video singkat membuat berbagai aplikasi media sosial untuk menambahkan fitur pengunggah video singkat.
Baca juga: 5 Upaya Membuat Perusahaan Lebih Ramah Lingkungan
7. Humanisasi dan Personalisasi Merek
Konsumen menginginkan pengalaman yang dipersonalisasi. Karena itu, merek dapat memikat konsumen melalui empati dan humor. Contohnya Coca Cola. Coca Cola dengan kampanye personalisasi kaleng miliknya berhasil mengubah sebotol minuman menjadi sebuah pengalaman. Kampanye “Share a Coke” berhasil menginisiasi interaksi sosial yang tulus, di mana nama-nama yang tertera pada label Coca Cola seperti “best friend” atau “soulmate” mengajak kita untuk berbagi momen spesial dengan orang-orang terdekat.
8. Konsumen yang Terus Berubah
Konsumen modern adalah mereka yang melek informasi dan terus berkembang mengikuti tren. Media sosial pun berdampak signifikan pada pembentukan perilaku konsumen tersebut. Maka dari itu, penting bagi pelaku bisnis untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan preferensi konsumen yang terus berubah mengikuti perkembangan tren.
9. Kreativitas dan Hiburan di Dunia Penuh Distraksi
Di dunia yang penuh dengan distraksi, kreativitas dan hiburan menjadi sangat penting untuk menarik perhatian. Red Bull melakukan hal ini dengan aktif mensponsori aneka turnamen olahraga ekstrem hingga Piala Dunia dan NBA. Akibatnya, Red Bull lebih menonjol dibandingkan kompetitor minuman berenergi lainnya karena konsistensinya menjadi sponsor selama ini.
Baca juga: Mau Inovasi? Hadirkan Pengalaman!
10. Masifnya Tren Influencer Marketing
Influencer marketing telah menggeser relevansi iklan tradisional. Pada dasarnya, influencer merupakan brand ambassador yang efektif karena terikat secara emosional dengan para pengikutnya. Karena itu, berbagai merek memanfaatkan kolaborasi dengan para influencer untuk menjangkau lebih banyak audiens dan meningkatkan penjualan. Hal ini juga dilakukan oleh merek untuk meningkatkan kredibilitas produk atau layanan mereka.
11. Kecerdasan Buatan dalam Segala Hal
Kecerdasan buatan telah merambah setiap aspek Sales, Marketing, dan Branding. Dari sistem rekomendasi hingga chatbot layanan pelanggan, tampak bahwa kecerdasan buatan memiliki potensi yang sangat besar dalam bisnis dan akan terus berkembang. Hal inilah yang perlu diantisipasi oleh para pelaku bisnis, yakni menyikapi masa depan yang erat dengan kecerdasan buatan.
Kesimpulan
11 tren di atas merupakan cerminan dari dinamika Sales, Marketing, dan Branding yang identik dengan kepercayaan, kecerdasan buatan, storytelling, branding yang berlandaskan tujuan, kreativitas, dan influencer marketing. Saya dapat katakan bahwa merek yang mampu mengikuti perkembangan tren, beradaptasi, dan terus berinovasi tidak hanya akan bertahan namun berpotensi untuk berkembang pesat. Pada dasarnya, masa depan adalah milik mereka yang siap menerima perubahan dan beradaptasi dengan lanskap bisnis yang akan terus berubah.