Kamu Bangun Karier atau Bangun Kerja?

May 29, 2024 4 Min Read
jenjang karier di korporat
Sumber:

Freepik dari Freepik.com

Ketika lulus, biasanya prioritas kita hanya satu: yang penting dapat kerja. Atau sebaliknya, pokoknya cuma mau kerja di satu tempat. Padahal, ada tempat lain yang sebenarnya lebih strategis untukmu.

Masalahnya, hal seperti ini tidak umum diajarkan ketika kita menempuh pendidikan formal. Akhirnya, banyak orang yang kurang memahami bidang yang ingin mereka tekuni dan berujung menghabiskan waktu di tempat yang salah.

Ingat, karier pertama menentukan. Itulah landasan pertama yang akan membuka cakrawala berpikirmu dan sering kali menentukan kariermu kelak.

Saya ambil contoh karier saya. Waktu itu, saya memiliki pilihan menjadi HR di Astra atau sebuah bank. Setelah sempat mengalami penolakan sana sini karena masalah EQ meskipun saya lulusan terbaik di Psikologi UGM pada masa itu (very painful but I learned a lot from that experience). Akhirnya, saya meniti karier training di Astra. Secara gaji, di Astra sedikit lebih rendah dibanding bank itu. Namun, saya tetap memilih Astra. Belajar dari nol tentang training di Astra Management Development Institute (AMDI) yang saya banggakan. Tapi saya sangat bersyukur, ternyata pilihan tersebutlah yang membentuk karakter dan jenjang karier saya.

Setelah Astra, saya sempat berkarier di perusahaan lain. Multinasional. Tempat yang cukup keras. Rasanya, gaji tidak seimbang dengan pengorbanan waktu yang harusnya untuk keluarga. Saya pun melewatinya karena banyak yang perlu saya pelajari. Saya tahu saya sedang membangun karier. Kelak, ilmu itulah yang menjadi dasar saya membangun bisnis training, coaching, dan consulting, yang saya tekuni hingga sekarang. Seolah-olah pekerjaan yang saya lakukan sebelumnya adalah kepingan batu yang disusun-susun demi mempersiapkan karier saya di masa depan.

Lalu, apa bedanya membangun karier dan membangun kerja?

Baca juga: Kekuatan Passion untuk Mencapai Tujuan Jangka Panjang

Bangun Kerja vs Bangun Karier? 

Ketika mencari kerja fokusnya untuk survival (bertahan) dan asal punya penghasilan–maka hanya itulah yang akan kamu dapatkan. Mungkin saja pekerjaan tersebut tidak terlalu menyenangkan, tapi kamu bertahan karena butuh gaji, bisa pulang cepat, atau pekerjaannya mudah.

Jadi, ketika bicara soal bangun kerja, ya kamu bekerja. Namun, jiwa raganya sering kali tidak hadir. Lama-lama pun seperti zombie, hingga akhirnya tidak terasa sudah belasan tahun di perusahaan yang sama tanpa kemajuan signifikan.

Sebaliknya, ketika kamu bangun karier, situasinya berbeda. Mungkin penghasilan awalnya tidak terlalu tinggi. Tapi, di sana ada tantangan yang membuatmu merasa "lebih hidup". Kamu “hadir” secara jiwa dan raga. Bahkan ketika kamu bekerja sampai larut malam, kamu masih bisa enjoy. Semangat membangun karier membuatmu ingin terus belajar. Selalu ada yang baru dan sel-sel otakmu juga ditantang untuk berinovasi. Pastinya melelahkan, tapi kamu merasa puas.

4 Strategi Membangun Karier

rekan kerja di kantor

Drobotdean dari Freepik.com

1. Ambil keputusan

Pertama, MAKE DECISION. Ambil keputusanlah, mau apa. Teruntuk yang masih dalam proses mencari kerja, mungkin pilihanmu belum banyak. Tapi, pikirkanlah apa yang kamu inginkan sebagai passion. Usahakan, CV-mu mengarah ke kariermu itu. Kalau tidak, sembarangan tempat akan memanggilmu. Jangan sampai kamu menekuni sebuah pekerjaan secara ogah-ogahan karena keputusan yang kurang matang.

2. Fokus untuk belajar

Kedua, LEARN, BEFORE YOU EARN. Fokus untuk belajar sebelum menghasilkan. Bisa jadi awal mula gajinya tidak sebesar harapanmu. Tapi, percayalah bahwa kamu sedang berinvestasi untuk kariermu di masa depan. Ada nilai yang sebenarnya bisa dirupiahkan ketika kamu giat belajar dan terus mengembangkan dirimu.

3. Bayangkan kamu menulis CV-mu setiap hari

Ketiga, IMAGINE YOU ARE WRITING YOUR CV EVERYDAY. Bayangkanlah kalau kamu menulis CV-mu setiap hari. Selain daripada gaji, apakah ada hal-hal menarik atau keterampilan baru yang bisa kamu tulis di CVmu itu? Putuskan bahwa kamu tidak hitung-hitungan, terlibatlah dalam proyek, bangunlah sebuah kebiasaan di mana kamu bertanya kepada atasan, "Pak/Bu, pekerjaan saya sudah selesai, ada yang masih bisa saya bantu tidak?". Semakin banyak kamu terlibat, semakin banyak kamu belajar, semakin banyak pengalamanmu, semakin mahal pula dirimu.

4. Pekerjaan membuatmu lelah, karier membuatmu bersemangat

Keempat, WORK MAKES YOU EXHAUSTED, CAREER MAKES YOU EXCITED! Perbedaan antara karier dan kerja, ada di kepuasanmu. Sebenarnya sih, sama-sama melelahkan. Tapi coba tanya kepada alet lari, apakah mereka capek atau tidak. Jawabannya? Pasti. Tapi, apakah mereka bahagia? Ya! Bayangkanlah situasinya dengan seseorang yang mendapat hukuman berlari. Capek iya, bahagia tidak. Begitulah perbandingannya antara membangun karier atau hanya sekedar mencari kerja.

Maka dari itu, mari luangkan waktu untuk mencermati masa depan. Saat ini, apakah kamu sebagai yang sedang membangun karier atau sekedar menuntaskan pekerjaan?

Artikel ini diterbitkan dari akun LinkedIn milik Dr. Anthony Dio Martin.

Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Jadilah Seorang Pemimpin

Alt

Dr. Anthony adalah seorang praktisi bisnis, trainer, speaker, penulis, ahli psikologi, dan personal coach yang oleh media disebut sebagai “The Best EQ Trainer in Indonesia”. Saat ini, beliau adalah direktur lembaga training HR Exellency dan managing director MiniWorkshopSeries (MWS) Indonesia.

Mungkin Anda Juga Menyukai

meeting bersama bos

Menjaga Api Inspirasi di Tempat Kerja

Oleh Erick Iskandar. Anda kekurangan motivasi di tempat kerja? Merasa apa yang anda lakukan kurang 'bermakna'? Mungkin 3 kebutuhan dasar psikologis anda belum terpenuhi. Berikut ulasannya.

Oct 16, 2023 5 Min Read

Adon Saptowo

Tidak Ada Yang Tak Mungkin: Adon Saptowo, Base Jam

Adon Saptowo dari Base Jam memberi inpsirasi kepada kami semua

Aug 24, 2021 1 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest