Ketika lulus, biasanya prioritas kita hanya satu: yang penting dapat kerja. Atau sebaliknya, pokoknya cuma mau kerja di satu tempat. Padahal, ada tempat lain yang sebenarnya lebih strategis untukmu.
Masalahnya, hal seperti ini tidak umum diajarkan ketika kita menempuh pendidikan formal. Akhirnya, banyak orang yang kurang memahami bidang yang ingin mereka tekuni dan berujung menghabiskan waktu di tempat yang salah.
Ingat, karier pertama menentukan. Itulah landasan pertama yang akan membuka cakrawala berpikirmu dan sering kali menentukan kariermu kelak.
Saya ambil contoh karier saya. Waktu itu, saya memiliki pilihan menjadi HR di Astra atau sebuah bank. Setelah sempat mengalami penolakan sana sini karena masalah EQ meskipun saya lulusan terbaik di Psikologi UGM pada masa itu (very painful but I learned a lot from that experience). Akhirnya, saya meniti karier training di Astra. Secara gaji, di Astra sedikit lebih rendah dibanding bank itu. Namun, saya tetap memilih Astra. Belajar dari nol tentang training di Astra Management Development Institute (AMDI) yang saya banggakan. Tapi saya sangat bersyukur, ternyata pilihan tersebutlah yang membentuk karakter dan jenjang karier saya.
Setelah Astra, saya sempat berkarier di perusahaan lain. Multinasional. Tempat yang cukup keras. Rasanya, gaji tidak seimbang dengan pengorbanan waktu yang harusnya untuk keluarga. Saya pun melewatinya karena banyak yang perlu saya pelajari. Saya tahu saya sedang membangun karier. Kelak, ilmu itulah yang menjadi dasar saya membangun bisnis training, coaching, dan consulting, yang saya tekuni hingga sekarang. Seolah-olah pekerjaan yang saya lakukan sebelumnya adalah kepingan batu yang disusun-susun demi mempersiapkan karier saya di masa depan.
Lalu, apa bedanya membangun karier dan membangun kerja?
Baca juga: Kekuatan Passion untuk Mencapai Tujuan Jangka Panjang
Bangun Kerja vs Bangun Karier?
Ketika mencari kerja fokusnya untuk survival (bertahan) dan asal punya penghasilan–maka hanya itulah yang akan kamu dapatkan. Mungkin saja pekerjaan tersebut tidak terlalu menyenangkan, tapi kamu bertahan karena butuh gaji, bisa pulang cepat, atau pekerjaannya mudah.
Jadi, ketika bicara soal bangun kerja, ya kamu bekerja. Namun, jiwa raganya sering kali tidak hadir. Lama-lama pun seperti zombie, hingga akhirnya tidak terasa sudah belasan tahun di perusahaan yang sama tanpa kemajuan signifikan.
Sebaliknya, ketika kamu bangun karier, situasinya berbeda. Mungkin penghasilan awalnya tidak terlalu tinggi. Tapi, di sana ada tantangan yang membuatmu merasa "lebih hidup". Kamu “hadir” secara jiwa dan raga. Bahkan ketika kamu bekerja sampai larut malam, kamu masih bisa enjoy. Semangat membangun karier membuatmu ingin terus belajar. Selalu ada yang baru dan sel-sel otakmu juga ditantang untuk berinovasi. Pastinya melelahkan, tapi kamu merasa puas.
4 Strategi Membangun Karier