Kamu Pemimpi atau Penikmat Kenangan?

Sep 02, 2021 2 Min Read
Pemimpi
Sumber:Sumber: Pexels.com
Kesuksesan Anda di masa lalu dapat menghambat pertumbuhan dan inovasi perusahaan

Pemimpi Membuka Kelopak Mata Organisasi Mereka dengan Visi Masa Depan yang Meyakinkan.

Thomas Friedman membedakan masyarakat dengan melihat apa yang mendorong mereka.  Apakah didorong oleh mimpi atau ingatan.  Negara-negara yang digerakkan oleh impian berwawasan ke depan, inovatif, terbuka untuk ide-ide baru dan kompetitif.  Sementara negara-negara yang digerakkan dengan memandang kecemerlangan nostalgia cenderung memusatkan seluruh energi mereka untuk membuat masa lalu yang dibayangkan menjadi lebih indah daripada sebelumnya dan kemudian melekat pada kenangan masa lalu tersebut daripada bermimpi untuk membangun hari esok yang lebih baik.

Pada puncaknya, kekaisaran Roma dapat mengklaim telah mengontrol 70% dari dunia yang dikenal.  Namun setelah beberapa abad dalam ketamakan dan kemakmuran, akhirnya kekaisaran Roma melemah karena mulai berfokus pada kejayaan masa lalu, dan menutup pintu untuk pertumbuhan keluar, hal itu menyebabkan pertumbuhan parasit dari dalam termasuk para senator dan Kaisar-kaisar.  Keangkuhan, telah menurunkan tingkat keterpaduan dengan masyarakat sipil. Hal ini telah juga terjadi pada banyak perusahaan dan individu.

Michael Hammer, seorang pakar bisnis dan juga penulis menambahkan:
“Satu hal yang menjadi petunjuk untuk Saya bahwa sebuah perusahaan dalam kesulitan adalah ketika perusahaan itu memberi tahu Saya betapa baiknya perusahaan itu di masa lalu.  Sama dengan negara.  Saya senang Anda hebat pada abad ke-14, tetapi itu dulu, bagaimana dengan sekarang? Ketika kenangan melampaui mimpi, maka suatu akhir sudah dekat. Ciri khas sebuah organisasi yang benar-benar sukses adalah kemauan untuk melepaskan apa yang membuatnya sukses dan kemudian kembali memulai sesuatu yang baru"

Nokia adalah contoh klasik dari perusahaan yang bermimpi ke depan. Nokia mulai sebagai pabrik kertas, meninggalkannya dan terus membuat sepatu boot karet dan ban salju sebelum mengubah dirinya menjadi raksasa ponsel. Ketika sebuah industri hampir kadaluarsa, Nokia tidak terikat padanya tetapi bermimpi dan kemudian membangun masa depannya.

Demikian juga CEO hebat seperti Jack Welch, tidak pernah mengindahkan kejayaan masa lalu, bahkan meninggalkan dan menjual industri “sacral” di tahun-tahun awalnya di General Electric.  Sementara ada banyak teriakan nostalgia dan pembicaraan tentang bagaimana Neutron Welch dinilai pengkhianat yang mencampakkan tradisi.  Welch tidak punya perasaan seperti itu untuk industri besar di masa lalu, tetapi dia berfokus dalam membangun pada industri di masa depan.

Apple, sebuah perusahaan perangkat keras komputer, memasuki bisnis musik dengan iPod dan merevolusi portable hiburan, meningkatkan kapitalisasi pasarnya dari US $ 1 Miliar menjadi US $ 150 Miliar.
Demikian juga, Intel meninggalkan bisnis intinya yaitu membuat chip memori (RAM bipolar) dan menciptakan kembali dirinya dengan menjadi perusahaan prosesor mikro.  Kemudian CEO Andrew Grove, dengan berani melawan rentetan kritik internal untuk memenuhi visinya akan Intel di high-technologi angkasa luar.

Secara individu, hal ini sama juga.  Ketika Anda memiliki mimpi, Anda memiliki tujuan yang dapat Anda arahkan untuk digapai. Tetapi, ketika Anda mempunyai kenangan, maka Anda memikirkan masa yang telah berlalu.

Baca juga artikel ini dalam bahasa Inggris "Do You Dream Or Have Memories?"

Alt

Sumber: Pexels.com

Martin Luther King memahami kekuatan mimpi untuk membangun harapan orang:

“Jika Anda kehilangan harapan entah bagaimana Anda pun kehilangan vitalitas yang membuat Anda bisa hidup dan bergerak, Anda kehilangan keberanian untuk menjadi sesuatu, berarti Anda kehilangan suatu kualitas yang memungkinkan Anda untuk bisa terlepas dari semua yang mengikat Anda.  Tapi hari ini, Saya masih mempunyai mimpi.”


Para pemimpin mengerti bahwa orang digerakkan oleh harapan. Kejayaan masa lalu membuat seseorang bangga.  Kebanggaan biasanya adalah resep untuk bencana karena menghalangi kemampuan Anda untuk melihat situasi Anda yang sebenarnya.  Banyak perusahaan yang penuh dengan kotak-kotak kebanggaan masa lalu, gagal menangani masalah yang mengganggu saat ini karena mereka dibutakan oleh kebanggan-kebanggaan tersebut.

Ada sebuah kisah tentang seorang pria yang berjalan menuju rumah seorang temannya dalam keadaan memar dan berdarah.  Ketika dia ditanya apa yang telah terjadi, teman itu menjawab: “ketika sedang berjalan di Bangsar, Saya dirampok oleh dua orang penjahat yang menginkan semua uang Saya.  Tentu Saya tidak mau memberikan kepada mereka, jadi Saya melawan mereka dan terluka parah.
Mendengar kawannya melawan preman, dia terkejut dan bertanya berapa banyak uang yang dia miliki ketika diserang?  “Sepuluh ribu rupiah,” jawabnya.  “Kamu bertarung untuk sepuluh ribu rupiah?” Seru temannya.  “Ya,” jawab pria itu.  “Saya tidak ingin mengungkapkan situasi keuangan saya.”

Banyak perusahaan seperti pria ini.  Mereka lebih suka memenangkan pertempuran kecil yang tidak berarti demi mengelak kenyataan buruk mereka saat ini terekspos.  Kenangan cenderung menyulut kembali semangat banyak orang untuk terus bekerja keras dan berjuang terhadap suatu tujuan yang sudah hilang.

Nelson Mandela berjuang selama 27 tahun untuk tujuan yang dijagokan.  Tetapi ketika dia menjadi Presiden Afrika Selatan, dia berhenti pada masa jabatan pertamanya, meskipun sebenarnya dia bisa saja untuk tetap bertahan.  Kebanyakan CEO atau pemimpin negara merasa sulit untuk berhenti ketika mereka harus melakukannya, seringkali disebabkan oleh kebanggaan.  Kebanggaan membuat mereka merasa lebih baik. 

Menemukan Kembali Kunci untuk Tetap Berada Di Atas

Reinvention atau menemukan kembali adalah kunci bagi perusahaan untuk tetap berada di atas.  Reinvention dimulai ketika kebanggaan dibuang bersama dengan semua asumsi yang menghambat pertumbuhan.
Simens Medical membuang tradisi masa lalunya yaitu menjual produknya hanya ke rumah sakit dan mulai mempertanyakan setiap asumsi bisnis yang pernah dibuat.  Dengan meninggalkan kepercayaan masa lalunya yang sudah lama dipegang ia mengubah strategi pemasaran dan penjualan produknya, mendesain ulang dan menyederhanakan lini produknya yang kompleks, hal itu memungkinkan untuk menurunkan biaya hingga 30% dan meningkatkan pangsa pasar ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Jagdish N. Sheth, seorang profesor terkemuka, mengatakan:

“Bisnis kelas dunia gagal karena mereka tidak mampu atau tidak mau membuang model bisnis lama ketika kekuatan eksternal telah berubah secara dramatis.”


Sheth percaya bahwa banyak warisan industri dan peninggalan warisan lebih merupakan sebuah ikatan  daripada sebagai sebuah aset. Keengganan untuk berubah,  kecenderungan alami untuk mengikut “Kebijakan umum yang berlaku” dan melihat ke belakang di masa lalu adalah kehancuran mereka.  Perusahaan-perusahaan akan berkembang dalam masa-masa sulit dengan menentang dogma yang ada,” simpulnya.

Perbankan adalah contoh yang bagus di mana sebagian besar dari bank-bank yang besar enggan untuk mengambil bagian dalam pembiayaan mikro.  Pinjaman dalam jumlah kecil kepada orang miskin bahkan dengan margin dan laba bersih yang tinggi.  Bank berpegang pada kebijakan mereka yang sudah ketinggalan zaman dan menolak mengubah kebijakan mereka dengan demikian mereka kehilangan kemampuan melakukan sebuah proses.

Baca juga artikel berjudul "Mendiversifikasikan Bisnis dan Tetap Berbaik Hati"

Alt

Sumber: Pexels.com

Melihat Kembali ke Masa Lalu Bukanlah Hal yang Buruk


Melihat kembali ke masa lalu memang bukan sesuatu yang buruk, tetapi ketika masa lalu dan masa kini menjadi bingkai yang mengunci Anda di dalam sudut-sudut, maka menjadi lebih sulit bagi Anda untuk dapat melihat di luar bingkai.

“Hukum Tutup” dari John Maxwell mengklaim bahwa setiap orang atau organisasi memiliki penutup atau plafon.  Setelah seseorang mencapai batasnya dan menyentuh langit-langit, tidak akan ada pertumbuhan lagi.  Perusahaan-perusahaan yang membentur plafon sering melihat ke belakang ke “hari-hari baik” alih-alih menyingkirkan plafon.

Pemimpi mengangkat tutup organisasi mereka dengan visi masa depan yang lebih meyakinkan.  Orang-orang yang memiliki ingatan cenderung mengembangkan pemikiran masalah sementara para pemimpi cenderung menjadi pemikir-pemikir kemungkinan.  Para pemikir kemungkinan tidak peduli tentang siapa mereka, tetapi apa yang bisa mereka lakukan.  Sebaliknya, para pemikir masalah lebih mementingkan isu-isu dan persoalan-persoalan yang dihadapi.  Sebenarnya  penting untuk memiliki kedua kelompok pemikir ini, tetapi pertumbuhan pada akhirnya bergantung pada pemikir kemungkinan.

Steve Jobs adalah seorang pemikir kemungkinan.  Demikian juga Jeff Bezos ketika menentang kebijaksanaan konvensional dengan memimpikan toko buku online.  Mimpi itu memberinya semangat membara untuk terus bekerja keras hingga Amazon.com di titik kesuksesan.

Alt

Sumber: Pexels.com

Bagaimana Andrea Menemukan Kembali Dirinya 

Perusahaan yang ada pada posisi atas cenderung merasa puas, bereaksi terhadap perubahan dan lebih memilih pada mempertahankan status quo.  Seorang yang menantang hal ini adalah Andrea Jung yang memimpin Avon selama bertahun-tahun.  Jung bekerja tanpa lelah untuk secara proaktif “menciptakan kembali dirinya sendiri” setiap tahun.

Dia memiliki cara unik dimana dia memecat dirinya sendiri dan kemudian mempekerjakan kembali Jung “baru” pada minggu berikutnya sehingga dia dapat melihat berbagai hal dengan terang yang berbeda dan melakukan dengan cara yang berbeda.  Dia berkata, “pecat dirimu pada Jumat malam, dan masuklah pada Senin pagi seolah-olah perusahaan pencari karyawan menempatkan Anda di sana sebagai pemimpin yang berubah haluan.  Bisakah Anda bersikap objektif dan membuat perubahan berani?  Jika Anda tidak bisa, maka Anda belum menemukan kembali diri Anda.  Jika Anda bisa, maka Anda dapat memiliki satu dekade masa jabatan namun seperti memiliki pekerjaan yang berbeda.  Saya bukan pemimpin yang sama bahkan tidak sama dengan setahun yang lalu, sebab keterampilan-keterampilan ini akan menjadikan siapa kita di masa lampau menjadi tidak berguna.  Karena itu Saya harus menemukan kembali diri Saya setiap tahun.” 

Latihan sederhana seperti apa yang dipraktikkan Jung dengan memaksa diri Anda untuk “memecat” dan “merekrut” diri Anda sendiri untuk membantu Anda beralih dari orang yang berdasarkan ingatan menjadi orang yang berdasarkan “mimpi” mungkin berfaedah bagi Anda.  Cobalah dan terus menciptakan diri Anda setiap tahun!

Saya akan akhiri dengan peribahasa yang sangat menginspirasi:
“Makanan memberi energi pada tubuh tetapi mimpi memberi energi pada jiwa” Bermimpilah dan bangun masa depan!

Tonton juga video berjudul "Belajar Hal Baru Setiap Hari: Lucky Barus, Base Jam" di bawah ini:

Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Jadilah Seorang Pemimpin

Alt

Roshan is the Founder and “Kuli” of the Leaderonomics Group of companies. He believes that everyone can be a leader and "make a dent in the universe," in their own special ways. He is featured on TV, radio and numerous publications sharing the Science of Building Leaders and on leadership development. Follow him at www.roshanthiran.com

Mungkin Anda Juga Menyukai

jenjang karier di korporat

Kamu Bangun Karier atau Bangun Kerja?

Oleh Dr. Anthony Dio Martin. Saat ini, kamu termasuk yang mana?

May 29, 2024 4 Min Read

Adon Saptowo

Tidak Ada Yang Tak Mungkin: Adon Saptowo, Base Jam

Adon Saptowo dari Base Jam memberi inpsirasi kepada kami semua

Aug 24, 2021 1 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest