Ketika saya berada di IMD Swiss belum lama ini, saya bertemu dengan seorang peneliti otak bernama Terry Small. Dia mengajukan pertanyaan yang sangat menarik: "Bagian mana dari tubuh Anda yang paling penting untuk kepemimpinan?"
Langsung saya jawab: "Otak." Emosi, kecerdasan, pengetahuan, dan keahlian kita semuanya disimpan di otak. Dia menjawab: "Tepat!" Kemudian dia menanyakan pertanyaan kedua: "Jadi, jika otak Anda sangat penting untuk kesuksesan kepemimpinan, berapa banyak buku di otak yang telah Anda baca?"
Saya harus berhenti sejenak karena saya tahu dia benar. Jika otak sangat penting untuk kepemimpinan, mengapa para pemimpin tidak lebih tertarik untuk mengetahui cara mengembangkan dan menumbuhkan otak yang sehat? Maka dimulailah eksplorasi saya pada otak dan kepemimpinan.
Bagian otak dan fungsinya masing-masing
Otak terlibat dalam segala hal yang kita lakukan. Dalam buku Primal Leadership: Realizing the Power of Emotional Intelligence, Goleman, Boyatzis dan McKee menunjukkan bahwa biasanya para pemimpin ditunjuk semata-mata atas dasar kecerdasan intelektual mereka (Intelligence Quotient, IQ) dan kemampuan teknis. tetapi mereka kekurangan kecerdasan emosional (Emotional Quotient, EQ) untuk memimpin secara efektif. Mereka berpendapat bahwa seorang pemimpin yang mampu melakukan sesuatu dengan baik harus memiliki tingkat EQ dan IQ yang tinggi. Keduanya berhubungan langsung dan dikendalikan oleh otak. Sistem limbik di otak mengontrol emosi, naluri dan dorongan, sedangkan neokorteks (otak berpikir) adalah bagian otak yang mengelola IQ, pengetahuan dan pembelajaran.
Emosi manusia dikendalikan oleh otak dan menyebarkan secara karismatik ketika berada dekat satu sama lain walaupun tanpa kontak verbal. Ketika pemimpin berpartisipasi dan terhubung dengan emosinya, pengikut mereka akan dengan mudah menjadi harmonis dengan ide-ide mereka, dan akhirnya mampu 'menangkap' perasaan hati pemimpin. Pemimpin yang sangat energik dan positif seperti Richard Branson dengan mudah mentransfer optimisme mereka kepada pengikut mereka, sementara yang negatif melemahkan karyawan mereka.
Di sisi lain, ketika seorang pemimpin merasa terancam atau stres, otak mereka bertindak secara berbeda dan 'serangan amigdala' (amigdala adalah bagian otak yang mendeteksi ketakutan dan bersiap untuk keadaan darurat) akan terjadi, di mana kita bertindak berdasarkan naluri bukan berdasakan alasan. Seseorang dengan kecerdasan emosional yang tinggi mengalahkan serangan amigdala ini, tetapi otak yang tidak terlatih akan mengakibatkan ‘serangan amigdala' ini berhasil sehingga dia akan berespons yang reaksioner.
Wang Laboratories, sebuah perusahaan teknologi top di tahun 80-an dihancurkan oleh keputusan buruk yang sangat emosional oleh pemimpinnya saat itu, An Wang. Kemampuan seorang pemimpin untuk mengelola emosi sangat penting karena emosi dapat membahayakan, atau menyabot kemampuan Anda untuk membuat keputusan yang efektif.
Sebelumnya, saya menulis tentang “firasat” dan bagaimana kebijaksanaan dan pengalaman hidup kita disimpan oleh otak dan diambil kembali ketika kita menghadapi situasi darurat yang kompleks. Para pemimpin kelas dunia belajar untuk mengembangkan “firasat” mereka dengan mengelola bagian otak emosional yang disebut basal ganglia. Menariknya, otak kita benar-benar menjadi lebih baik setelah kita menggunakannya. Sama halnya dengan tubuh kita - semakin banyak Anda menggunakannya, semakin lama daya tahannya.
Lebih sering digunakan, akan menjadi lebih
Menariknya, otak kita benar-benar menjadi lebih baik jika kita sering menggunakannya. Sama seperti tubuh kita - semakin sering Anda menggunakannya, semakin lama daya tahannya.
Sejak 1986, ilmuwan David Snowdon telah melakukan penelitian terhadap 678 biarawati di Mankato karena banyak yang hidup lebih dari 100 tahun. Dia mengumpulkan data, mengujinya dan membedah otak mereka yang meninggal. Di antara temuan Studi Biarawati ini antara lain:
- Kehidupan intelektual yang aktif memperpanjang masa usia otak dan melindungi seseorang dari penyakit Alzheimer (penyakit gangguan fungsi dan memori otak).
- Mereka yang menunjukkan emosi paling positif dalam bahasa mereka akan hidup lebih lama.
- Otak mempertahankan kapasitas untuk berubah dan tumbuh lebih kuat bahkan di antara orang yang sudah tua.
- Mereka yang mengajar dan selalu menantang pikiran mereka akan hidup lebih lama daripada mereka yang tidak.
- Ikatan yang kuat mengembangkan kecerdasan emosional positif yang mengarah pada pemikiran yang lebih tajam.
Setelah kematian mereka, para ilmuwan terkejut melihat bahwa bagian otak yang biasanya menyusut seiring bertambahnya usia tidak terjadi pada otak para biarawati Mankato. Bagaimana para biarawati ini dapat tetap tajam dan produktif bahkan setelah berusia di atas 100 tahun?
Para peneliti menemukan bahwa stimulasi intelektual hanya 20 menit sehari dapat merangsang pertumbuhan neuron baru. Latihan otak adalah norma bagi para biarawati ini, yang hidup dengan prinsip bahwa 'pikiran yang menganggur adalah taman bermain iblis'. Lihatlah inilah yang dilakukan para biarawati tersebut: Mereka menulis meditasi spiritual di jurnal, menulis surat kepada politisi dan sering menantang diri mereka sendiri melalui kuis, teka-teki, dan debat tentang peristiwa terkini.
Perubahan dan tantangan mendorong perkembangan otak
Otak Anda memiliki kapasitas untuk terus tumbuh dan berkembang. Bayangkan otak yang tumbuh terus dan menguasai keterampilan kepemimpinan, mulai dari kepercayaan diri dan pengambilan keputusan hingga empati dan persuasi, hingga melakukan pertemuan yang efektif dan semuanya berjalan dengan benar.
Otak kita berkembang pesat ketika di dalam perubahan dan tantangan. Tetapi dalam banyak kasus, orang menolak perubahan karena perubahan biasanya mendatangkan rasa sakit. Tapi sesungguhnya, fungsi utama otak adalah membuat Anda tetap hidup dan melawan rasa sakit.
Umumnya, otak mundur saat diperintahkan untuk melakukan apa yang harus dilakukan. Hal ini disebabkan oleh homeostasis, yaitu pergerakan organisme menuju keseimbangan tetapi menjauh dari perubahan yang diarahkan. Sebaliknya, otak Anda akan melepaskan neurotransmitter adrenalin (pemancar neuron atau pemancar impuls) segera ketika Anda berpikir tentang cara menyelesaikan masalah sendiri daripada diberi tahu cara menyelesaikan masalah oleh orang lain.
Ketika saya kembali ke Malaysia lebih dari 10 tahun yang lalu dan membantu pemulihan sebuah organisasi, salah satu metode yang kami terapkan adalah melakukan mini lab action dimana karyawan diberi kesempatan untuk memecahkan masalah, memberikan saran dan mengimplementasikan solusi. Akibat keterlibatan pekerja yang tinggi, pemulihan berlangsung cepat dan sederhana dalam waktu yang singkat.
Bandingkan ini dengan berbagai upaya pemulihan ketika kepala eksekutif berkuasa dan menentukan ketentuan perubahan. Biasanya, ada hambatan besar untuk berubah dan gagal. Pemimpin yang memanfaatkan kekuatan otak akan memahami perlunya keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam setiap upaya perubahan.
Empati dan kecerdasan sosial suatu pendekatan kepemimpinan
Bagian otak yang mengatur emosional kita memiliki jalur saraf yang memompa aliran perasaan baik ketika tujuan tercapai dan mengurangi perasaan khawatir atau frustrasi dalam mencapai suatu target. Para pemimpin hebat juga menggunakan ini dalam upaya mereka mengadakan suatu perubahan.
Banyak pemimpin masih menganut pepatah lama tentang kepemimpinan melalui arahan dan kontrol. Sebaliknya, empati dan kecerdasan sosial adalah jalan menuju masa depan. Neuron otak yang baru ditemukan, ini disebut mirror neuron, memungkinkan para pemimpin mempelajari empati.
Mirror Neuron atau Neuron cermin secara tidak sengaja ditemukan oleh ilmuwan saraf Italia saat memantau otak monyet. Ini menunjukkan bahwa otak memiliki neuron yang mencerminkan apa yang dilakukan orang lain. "Ketika kita secara sadar atau tidak sadar mendeteksi emosi orang lain melalui tindakan mereka, neuron cermin kita melahirkan emosi tersebut. Secara kolektif, neuron ini menciptakan perasaan instan untuk berbagi pengalaman." (Goleman / Boyatzis).
Selain itu, neuron cermin juga memungkinkan emosi dan tindakan pemimpin direfleksikan oleh pengikutnya. Pemodelan peran ini tidak pernah benar-benar dipahami sampai penemuan cermin neuron. Jadi, tindakan seorang pemimpin lebih penting dari pada perkataannya. Otak memikirkannya dalam bentuk gambar daripada kata.
Akhir kata
Terakhir, jika Anda benar-benar tidak punya waktu untuk mengembangkan dan menumbuhkan otak Anda, paling tidak yang dapat Anda lakukan adalah menjaga kesehatan otak. Penelitian Terry Small menyimpulkan bahwa hanya dengan makan beberapa buah plum sehari Anda “mengurangi kemungkinan penyakit Alzheimer sebesar 92%”. Otak adalah 80% air jadi minum banyak air membuatnya tetap terhidrasi dan mendengarkan musik Baroque meningkatkan kemampuan Anda untuk belajar sebesar 25% hingga 400% (dan saya harap Anda membaca Brain Bulletin mingguan Small, dimana dia memberikan tips untuk 'otak' yang hebat yang dapat membantu Anda memiliki ‘otak' kepemimpinan hebat setiap minggu!).
Seperti Anda, saya sedang dalam perjalanan baru menemukan kekuatan otak dalam kepemimpinan. Sebagai permulaan, mengapa tidak menginvestasikan 20 menit setiap hari untuk melakukan sesuatu di luar zona nyaman Anda? Setidaknya Anda akan menumbuhkan beberapa neuron baru!