Kiat Memimpin Bisnis dalam Masa Krisis

Jul 26, 2021 3 Min Read
krisis
Sumber:Andrea Piacquadio dari pexels.com

Pemimpin yang berpengalaman tahu bahwa sekitar 70% transformasi gagal.

Kita telah berusaha semaksimal mungkin semasa pandemi Covid-19. Pandemi telah membawa kita ke tepi jurang resesi dan ketidakpastian, padahal belum sampai 12 bulan sejak Australia mengalami musim kebakaran hutan terburuk dalam ingatan kita.

ASIC (Komisi Sekuritas dan Investasi Australia) mencatat bahwa terdapat 10.748 rekor pailit di Australia pada Tahun Fiskal 2019. Jika dibagi, berarti 900 kasus per bulan. Bulan lalu, AFR (organisasi pemberian sukarela) melaporkan bahwa pemberian sukarela di seluruh negeri telah turun 60% dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu karena adanya alokasi pengeluaran untuk perlindungan kebangkrutan bagi para pelaku usaha.

Sayangnya, bencana pun sedang terjadi.

Sesungguhnya kita sedang berada dalam krisis. Dibutuhkan titik balik di mana sebuah keputusan penting harus dibuat demi terjadinya pemulihan, atau tidak sama sekali.

Bekerja tanpa henti, sumber daya internal yang terbebani, memotong margin, dan mengakali arus kas harian bukanlah rencana bisnis yang menarik, bukan?

Sebagai titik awal untuk memprioritaskan tanggapan Anda dan untuk keluar dari zona 'bertahan' yang bisa jadi malah menghambat manajemen krisis yang efektif - Anda perlu:

  1. Pertajam fokus penggerak pertama Anda, sebelum
  2. Merumuskan bersama respons taktis Anda.


Baca juga: Kegagalan Membentuk Seseorang


Pola pikir penggerak pertama


Alt

Sumber: Mentatdgt dari pexels.com

Seringkali, pemikiran tradisional yang sudah mendarah daging telah membawa kita ke posisi di mana kita berada sekarang. Namun, perubahan yang cepat itulah yang memperlambat kemampuan kita untuk belajar dan beradaptasi pada sesuatu yang berbeda.

Kecepatan dan kerumitan suatu perubahan membutuhkan pola pikir penggerak pertama, yaitu kemauan untuk membuat keputusan dari pada hanya bertanya-tanya apa yang bakal terjadi.

Para pemimpin yang berpengalaman tahu bahwa sekitar 70% transformasi gagal dan akan menentukan solusi dalam menghadapi dinamika berbisnis seperti perencanaan strategis yang buruk, kesenjangan kapabilitas internal, struktur organisasi yang berantakan, model bisnis yang tidak relevan, dan lain sebagainya.

Mereka akan meninggalkan zona nyaman dari strategi lama. Mereka akan berfokus pada data yang berpusat pada pelanggan dan didorong oleh pihak internal yang Selaras, Mampu dan Terlibat - atau ACE (Aligned, Capable and Engaged). Mereka tahu bahwa transformasi bisnis yang berkelanjutan bukanlah sekadar praktik memotong biaya dan mengurangi margin.

Manajemen krisis tidak bisa begitu saja menjadi inisiatif operasional alternatif. Seorang pemimpin harus menjadi aktivis di garda depan, karena duduk di belakang meja adalah tempat yang sangat berbahaya untuk memulai bisnis.

Baca juga: Atasi Rintangan Tidak Ada yang Mustahil


Merencanakan respons taktis


Alt

Sumber: Pavel Danilyuk dari pexels.com

Sebelum mengkhawatirkan cara berubah, sebuah bisnis perlu mencari tahu apa yang harus diubah dan terutama apa yang harus diubah terlebih dahulu.

Saat menghadapi krisis, strategi perubahan haluan Anda harus spesifik, berdampak tinggi, dan tanpa penundaan.


Situasi krisis memaksa kemunculan pengambilan keputusan kritis dan respons cepat, di mana perlu diupayakannya solusi atau bisnis akan mati tertinggal. Karena urgensi inilah Anda perlu bergerak cepat.

Saat menghadapi krisis, strategi perubahan haluan Anda harus spesifik, berdampak tinggi, dan tanpa penundaan.

Dengan menggunakan strategi C.R.I.S.I.S, ada 6 intervensi sederhana yang terbukti akan bersama-sama menciptakan produk minimum yang layak memungkinkan Anda dengan cepat membangun dan bertindak berdasarkan gambaran seperti apa kesuksesan itu:
C. (Cash Flow) atau Arus Kas. Ini bukan tentang omzet, namun tentang apa yang tersisa. Menghabiskan lebih sedikit tidak berarti Anda menghasilkan lebih sedikit, tetapi Anda membutuhkan pemikiran baru untuk menghasilkan biaya rendah dan diferensiasi, dalam upaya memberikan nilai dan menghasilkan penjualan. Intinya, lakukan lebih dengan sumber daya yang lebih sedikit.

R. (Right People) atau orang-orang yang tepat. Anda membutuhkan orang-orang kompeten di sisi Anda. Mereka yang bisa, yang tahu dan yang ingin. Orang-orang yang pada awalnya memiliki gambaran sangat jelas tentang seperti apa kesuksesan bagi mereka biasanya akan mengerahkan upaya ksemaksimal mungkin untu kepentingan bisnis dan keuntungan mereka pribadi.

I. (Information) atau Informasi. Suatu kemampuan untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data yang relevan sesuai waktunya adalah sangat penting untuk mengambil keputusan dan keberhasilan dalam sebuah penyelesaian masalah. Bagaimana Anda benar-benar tahu bahwa Anda membuat keputusan yang fundamental dengan informasi yang tepat?

S. (Support) atau Dukungan. Manfaatkan kemampuan orang lain untuk meringankan beban bisnis Anda. Anda membutuhkan tim internal terbaik Anda dan penasihat-penasihat eksternal. Tapi ingat, ini bukan tentang diri Anda semata.

I. (Innovation) atau Inovasi. Di sinilah proses lahirnya pemikiran dan tindakan yang berbeda baik menyangkut teknologi, alat, atau ide. Ingat, pemikiran dan strategi yang tidak mengikuti perkembangan zaman rentan membawa Anda dalam posisi krisis.

S. (Strategy) atau Strategi. Rencanakan strategi yang didasari tujuan, tindakan, akuntabilitas, dan tolak ukur yang tepat. Strategi yang paling sukses dimulai dengan hasil akhir, maka fokuslah pada solusi dari pada masalah. Anggap masalah sebagai sebuah pelajaran yang dapat mendorong kemajuan bisnis Anda.

Dengan asumsi Anda memprioritaskan pemberdayaan orang internal yang tepat terlebih dahulu; memiliki dukungan eksternal yang dapat meringankan tekanan, dan juga mengumpulkan informasi yang tepat, kemudian mengoptimalkan arus kas yang terbatas serta membawa pemikiran inovatif ke dalam tindakan Anda; maka Anda sekarang memiliki 'dasar' rencana manajemen krisis, suatu titik awal di mana progresivitas berkelanjutan akan mempercepat perubahan bisnis Anda di masa sulit.

Baca juga: Waktunya Anda untuk Menjadi Kuat dan Berani!


Bingung bagaimana caranya melalui masa sulit? Tonton video ini!

Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Jadilah Seorang Pemimpin

References:


Alt
Brian Sands is a strategy advisor and interim executive. As an advisor to Boards and Executive teams designing strategy, implementing change and developing people his insights originate through managing large-scale, high-risk, low-margin construction and property businesses. He is also the author of Stop The Bleeding – A Mind Shift Through Business Crisis Management … Thinking and Doing Everything Differently.
Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Gambar Tim Wanita Sedang Melakukan Diskusi Meeting

Manajemen Perubahan 101: Tempatkan Budaya di Kursi Pengemudi ​

Artikel ini Ditulis Oleh : Aniisu K Verghese PH.D : Manajemen Perubahan 101: Tempatkan Budaya di Kursi Pengemudi ​

Sep 28, 2023 3 Min Read

Ilmu Kepemimpinan Ala Samurai

Ilmu Kepemimpinan Ala Samurai

Kira-kira, bagaimana kita bisa mengaplikasikan ilmu kepemimpinan ala samurai dalam kehidupan sehari-hari? Simak pembahasan lengkapnya pada livestream berikut ini! \

Jan 25, 2022 36 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest