Membentuk Diri Menjadi Seorang Pemimpin

Nov 01, 2021 2 Min Read
pemimpin
Sumber:Markus Spiske dari unsplash.com

Pada tahun 2008, saya sering mengunjungi rumah yang dulu ditinggali oleh Perdana Menteri pertama Malaysia, Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj di Bukit Tunku, Kuala Lumpur. Properti itu dimiliki oleh Star Media Group saat itu, dan banyak diskusi menarik terjadi di sana.

Saya ingat, pada pagi hari tanggal 6 Desember 2008, ketika saya berjalan melewati halaman, dan teringat bahwa sudah 18 tahun sejak Tunku meninggal.

Saya teringat ketika memikirkan pemimpin hebat lainnya seperti Mahatma Gandhi, Nelson Mandela dan bahkan pebisnis sukses seperti Jack Welch dan Howard Schultz kemudian bertanya-tanya kapan dan apa yang menyebabkan keberhasilan kepemimpinan mereka.

Langkah menjadi seorang pemimpin

Alt

Sumber: Jehyun Sung dari unsplash.com

Hampir setiap pemimpin yang saya temui dan pelajari memulai perjalanan kepemimpinan mereka sejak awal kehidupan mereka. Sir Richard Branson memulai perjalanannya pada usia lima tahun dengan ibunya yang menyuruhnya untuk berjalan beberapa kilometer dari rumah dan memerintahkannya untuk menemukan jalan pulang sendiri.

Serupa dengan Branson, Ibu Jack Welch memainkan peran yang begitu besar dalam memulai pertumbuhan kepemimpinannya. Mantan Perdana Menteri Tunku juga ternyata mendapatkan pelajaran kepemimpinan pertamanya dari masa kecilnya.

Penelitian dari perusahaan riset sumber daya manusia DDI pada tahun 2005 menunjukkan bahwa 90% dari kepala eksekutif dan dewan direktur memiliki setidaknya dua peran kepemimpinan seperti ketua osis, ketua kelas atau kapten olahraga selama mereka sekolah.

Studi Institute of Leadership Management (ILM) menyimpulkan bahwa banyak pemimpin masa depan melatih kepemimpinan mereka sejak usia dini.

Kim Parish, seorang CEO ILM menjelaskan bahwa:

“Penelitian ini menunjukkan bahwa orang membentuk karakter pemimpin sejak dini. Kegiatan seperti pramuka atau memimpin sebuah tim sebenarnya memberikan keterampilan kepada anak muda seperti etos tim, ambisi, penetapan tujuan, dan kualitas lain yang kita kaitkan dengan kepemimpinan yang baik. ”

Pada studi yang sama, disimpulkan pula bahwa seseorang yang menjabat posisi di sekolah adalah indikator paling penting untuk menjadi pemimpin yang baik di masa depan.

Kita semua dapat setuju bahwa kepemimpinan yang dipelajari selama masa kanak-kanak membantu menabur benih ambisi kepemimpinan. Namun, apa sebenarnya yang dapat membentuk karakteristik pemimpin?

Baca juga: Mengapa Kegagalan Bisa Membuat Anda Lebih Sukses?


Pemicu kepemimpinan


Masih banyak yang harus dipelajari dan dieksplorasi dalam pengembangan kepemimpinan anak usia dini. Peneliti seperti Angela Duckworth, David Levin dan Dominic Randolph telah mulai membuktikan bahwa banyak pemimpin yang sukses dapat berada di tempat mereka sekarang karena bagaimana mereka mengembangkan "karakter" mereka.

Sebagian besar dari kita akan setuju bahwa mengembangkan karakter kepemimpinan seseorang yang mencakup nilai-nilai mereka adalah sangat penting. Namun, itu tidak bisa menjadi satu-satunya alasan untuk sukses.

Kita semua tahu banyak orang yang berkarakter hebat, namun tidak berarti mereka merupakan seorang pemimpin yang kompeten.

Para peneliti ini menjelaskan bahwa ada dua jenis karakter, yaitu karakter moral dan karakter "kinerja". Sebagian besar dari kita memiliki karakter moral dan nilai-nilai etika seperti cinta, kedermawanan, kerendahan hati, dan integritas.

Karakter kinerja berbeda dari karakter moral. Mereka yang akhirnya menjadi pemimpin besar, adalah mereka yang mengembangkan karakter moral bersamaan dengan karakter kinerja ini.

Karakter Kinerja


Alt

Sumber: Airfocus dari unsplash.com

Jadi, apa itu karakter kinerja? Karakter kinerja juga berdasarkan pada nilai-nilai, tetapi melibatkan nilai-nilai seperti rasa ingin tahu, kegigihan, kekukuhan, dan ketekunan.

Berkaitan dengan hal tersebut, buku yang berjudul How Children Succeed oleh Paul Tough memaparkan tujuh nilai karakter kinerja yang penting bagi seseorang dalam meraih kesuksesan, antara lain:

  1. Kerja keras
  2. Self control
  3. Semangat
  4. Kecerdasan sosial
  5. Rasa syukur
  6. Optimisme
  7. Rasa ingin tahu


Menurut Tough, dua alasan paling penting mengapa anak-anak sukses adalah karena kemampuan untuk mengembangkan keberanian dan rasa ingin tahu sejak dini.

Seiring kita mencari tahu banyak seputar pebisnis sukses, kita menemukan bahwa hampir semuanya mengembangkan rasa penasaran yang mendalam sejak mereka kecil.

Richard Branson senang mengeksplorasi dan bereksperimen. Ben Franklin suka bertanya.

Kebanyakan pemimpin besar juga mengembangkan rasa ketekunan yang mendalam sejak dini dalam kehidupan mereka. Mereka mampu menghadapi segala rintangan untuk mencapai tujuan mereka. 

Bahkan, ciri-ciri karakter kinerja ketika digabungkan dengan karakter moral memberikan pemicu awal yang kuat dalam mengembangkan kepemimpinan.

Namun, ada satu elemen lain yang saya yakini dapat melengkapi dari ketiga pemicu kepemimpinan awal. Hal ini merupakan aspek krusial dari kepemimpinan, yaitu visi.

Baca juga: Kiat Pemimpin dalam Mengatasi Masalah Anggota, Tujuan, Visi


Katalis perubahan

Alt

Sumber: Brett Jordan dari unsplash.com

Setiap pemimpin besar memiliki visi yang jelas dalam rangka membuat suatu perubahan.

Banyak buku telah ditulis tentang bagaimana seseorang mengembangkan visi. Namun, dalam kebanyakan kasus, visi mereka tidak dapat diterima langsung begitu saja oleh para pengikutnya. 

Pengalaman buruk Gandhi di Afrika Selatan menetapkan kunci bagi visinya untuk membebaskan India. Pengalaman Schultz menyaksikan ayahnya dianiaya oleh majikannya memungkinkannya untuk mengembangkan visi membentuk Starbucks.

Anda akan menemukan kisah yang sama dari hampir setiap pengusaha dan pemimpin.

Pengalaman awal mereka, terutama yang tidak menyenangkan, membantu mereka mengembangkan visi.

Setelah visi ini ditetapkan, hal tersebut kemudian menjadi katalis sebuah perubahan.

Jadi, bagaimana kita belajar mengembangkan visi?


Sebagian besar pemimpin memulai proses pembentukan visi mereka saat mengalami “ujian hidup” yang membuat mereka frustasi dan mencari jawaban atas pertanyaan mereka.

Ketika mereka berusaha mencari jawaban, mereka biasanya menghabiskan waktu sendirian. Selama masa kesendirian ini, visi mereka untuk membentuk organisasi terwujud.

Steve Jobs menghabiskan beberapa tahun di India sebelum memulai Apple.

Demikian juga, para pemimpin seperti Gandhi (dan bahkan para pemimpin "buruk" seperti Adolf Hitler) menghabiskan waktu sendirian ketika membentuk visi mereka.

Baca juga: 5 Alasan Kuat Mengapa Penetapan Tujuan itu Penting


Karakter moral juga penting

Alt

Sumber: Duy Pham dari unsplash.com

Karakter kinerja dengan visi bisa menjadi bahaya. Anak kecil yang mengembangkan karakter kinerja mereka tanpa disertai karakter moral bisa saja berakhir seperti Hitler.

Hitler belajar mengasah keberanian, pengendalian diri dan rasa ingin tahu. Terlebih, selama di penjara ia menghabiskan waktu membentuk visinya untuk Jerman.

Namun, faktanya ia tidak memiliki kompas moral untuk membimbingnya sehingga mengakibatkan Hitler menjadi contoh kepemimpinan yang buruk.

Kesimpulan


Sama seperti dibutuhkannya sebuah desa untuk membesarkan anak, dibutuhkan komunitas untuk membangun seorang pemimpin. Kepemimpinan dimulai sejak usia dini.

Orang tua dan guru memainkan peran penting dalam membantu menanamkan tidak hanya karakter moral, tetapi juga memperkuat dan mengembangkan karakter kinerja mereka sejak dini.

Dan bagaimana dengan kita yang sekarang sudah berusia 20-an, 30-an, atau bahkan lebih tua? Apakah tidak ada lagi harapan untuk kita?

Fakta yang perlu diingat adalah bahwa 95% dari siapa kita hari ini merupakan hasil pembelajaran kita. Hal ini berarti bahwa terlepas dari usia, siapa kita sekarang dapat diubah.

Kita tahu pasti bahwa kita dapat terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Melalui pengalaman kita mengembangkan karakter moral dan kinerja, kita mampu membentuk visi yang bermanfaat. Visi kita untuk hari esok yang lebih baik akan menjadi pemicu yang mendorong kepemimpinan Anda untuk bertindak.

Jadi, entah Anda itu orangtua, guru atau pemimpin perusahaan, Anda harus terlibat dalam proses perubahan atau memungkinkan anak muda untuk belajar menjadi seorang pemimpin.

Luangkanlah waktu untuk membantu orang lain dalam memenuhi potensi mereka untuk menjadi pemimpin yang sebenarnya.

Baca juga: Pelajaran Kepemimpinan dari Harry Potter


Tonton juga: "Tips Menemukan dan Menjalankan Tujuan Hidup Kamu!"


Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Jadilah Seorang Pemimpin

Alt

Roshan is the Founder and “Kuli” of the Leaderonomics Group of companies. He believes that everyone can be a leader and "make a dent in the universe," in their own special ways. He is featured on TV, radio and numerous publications sharing the Science of Building Leaders and on leadership development. Follow him at www.roshanthiran.com

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

CEO Menyelamatkan Dunia

Infografi: 7 CEO Menyelamatkan Dunia

Pahlawan super datang dalam berbagai bentuk untuk menciptakan dunia yang lebih baik untuk kita tinggali. Beruntungnya kita tidak hanya mempunyai satu pahlawan super, tetapi kita punya tujuh pahlawan super. Pahlawan super ini datang dalam bentuk CEO dari perusahaan besar.

Dec 14, 2021 1 Min Read

Alt

Bagaimana Mengatasi Rasa Gugup

Adon Saptowo, vokalis sensasi dan celebriti dari Base Jam, memberi tip untuk mengatasi rasa gugup. Dengari tip Adon dan belajar untuk mengatasi gugup

Dec 21, 2020 5 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest