Jadi, bagaimana Anda bisa mempelajari kemahiran ini? Jack Welch yang dinobatkan sebagai “Manajer Terhebat Abad Ini” oleh majalah Fortune menggambarkan bagaimana ia belajar untuk mengasah kemampuan intuitifnya.
Kadang-kadang membuat keputusan itu sulit, karena yang sebenarnya dibutuhkan adalah naluri atau insting yang tentunya sangat berlawanan dengan pola pikir rasional. Banyak yang telah ditulis mengenai misteri insting, tetapi itu sesungguhnya hanyalah pengenalan pola, bukan? Anda telah melihat sesuatu berkali-kali sehingga Anda tahu apa yang sedang terjadi saat itu. Fakta-fakta mungkin tidak lengkap atau data terbatas, tetapi situasinya terasa sangat-sangat akrab bagi Anda.
Jack Welch belajar melalui banyak kesalahan dan pengalaman. Seorang pakar bernama Paul Ekman mengklaim, bahwa hanya dengan menyisihkan waktu 30 menit untuk berlatih, maka Anda akan melihat peningkatan yang signifikan dalam kemampuan naluri Anda.
Ada prinsip yang menyatakan, “Apapun bisa diselesaikan jika sebuah tugas dipecahkan menjadi langkah-langkah yang kecil.” Serupa dengan hal tersebut, keahlian berpikir intuitif menolong kita dengan mengidentifikasi aspek yang sesungguhnya relevan dan terhindar dari penilaian bias seperti suku, jenis kelamin, dan penampilan seseorang. Penjual mobil yang beranggapan seorang wanita tidak berpotensial sebagai pembeli hanya karena biasnya pada wanita, tidak akan pernah mencapai posisi sebagai seorang pebisnis yang hebat. Ia perlu menghilangkan bias-bias itu dan fokus pada apa yang benar-benar dikatakan oleh pembeli sehingga sebuah transaksi bisnis kemungkinan besar akan terjadi.
Baca juga: Bijak Mengambil Keputusan Seperti Simon Sinek
Cara lain untuk mengasah kemampuan berpikir intuitif adalah dengan meluangkan waktu bersama orang-orang dari berbagai latar belakang. Pengalaman tersebut akan memperluas wawasan kita dengan memberikan perspektif baru sehingga mempertajam naluri kita dari berbagai konteks.
Akhirnya, perhatikan kondisi emosi Anda. Ketika dalam keadaan stress atau dalam suasana hati yang buruk, naluri Anda terdistorsi oleh perasaan negatif. Menurut penelitian Dave Grossman, seorang anggota polisi cenderung membuat sejumlah besar keputusan buruk setelah mengejar mobil berkecepatan tinggi. Hasil penelitian telah menunjukan bahwa keputusan intuitif yang buruk dibuat ketika seseorang dalam keadaan sangat tertekan. Ketika pikiran Anda rileks, maka momen “Aha!” terjadi. Di lain sisi, orang-orang yang begitu tertekan dengan jadwal yang terlalu padat akan kehilangan kebijaksanaan alami untuk menuruti kata hati mereka.
Anda pun juga bisa gagal dengan mengikuti insting, terutama jika Anda terlalu percaya diri dan kurang familiar dengan bidang pekerjaan yang baru. Sebagai contoh, beberapa dari kita memiliki prasangka atau prasyarat dalam batin kita yang entah bagaimana yakin bahwa orang yang lebih tinggi badannya adalah orang yang cerdas dan kuat sebagai seorang pemimpin. Akibatnya, banyak CEO adalah orang yang berbadan tinggi, meskipun faktanya adalah orang yang lebih pendek sama pintar dan sama kemampuannya. Menurut penelitian di buku Blink, 14,5% dari populasi pria Amerika bertinggi badan 182cm atau lebih. Yang menarik, CEO dari 500 perusahaan Fortune, 58% adalah mereka yang tinggi badannya di atas 182 cm.
Baca juga: Sudahkah Anda Mendengarkan Nasihat yang Benar?
Kesimpulan
Pembicara dan pelatih profesional telah lama menegaskan bahwa kesan pertama terbentuk dalam dua menit. Pakar intuisi percaya bahwa kita hanya perlu waktu kurang dari tiga detik. Saya telah mewawancarai dan mempekerjakan lebih dari 1.000 orang di berbagai organisasi selama 15 tahun terakhir. Jika saya melihat kembali, keputusan perekrutan terbaik saya adalah ketika saya merekrut seseorang berdasarkan naluri. Kadang-kadang, saya tidak punya alasan terkait keputusan tersebut, tetapi naluri saya terus mengatakan itu benar. Dan ketika saya tidak mendengarkan naluri saya, biasanya saya akan menyesal.
Mendengarkan naluri Anda dan membuat keputusan cepat terbukti dapat mendorong kinerja bisnis yang lebih baik. Penelitian dari Eisenhardt (1989) mengaitkan pengambilan keputusan yang cepat dengan kinerja bisnis yang efektif. Apakah Anda bersedia mendengarkan seorang karyawan yang berkata "Saya punya firasat tentang proyek ini?”. Faktanya, DuPont melaporkan bahwa pengembangan produk mereka dapat diperpendek dari tiga tahun menjadi kurang dari tiga bulan dengan secara aktif melibatkan naluri karyawan dalam perencanaan produk mereka.
Pepatah "Percayai kata hati Anda" nampaknya sudah basi, tetapi itu sesungguhnya benar jika Anda telah mempelajari seni berintuisi dengan baik. Secara genetik kita diprogram dengan pengetahuan yang melengkapi kita dengan kemampuan untuk membuat keputusan yang baik dan cepat. Ingat, informasi yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kemampuan kita untuk berintuisi secara efektif. Jadi, kembangkanlah instingmu dan percayalah dia!
Baca juga: Bahagia Dapat Meningkatkan Performa dan Pencapaian
Jangan lewatkan video "Tips Membangun Kepercayaan Diri dan Tujuan"!