Motivasi Luar Biasa dari Seorang Pemimpin : BJ Habibie

Saya telah membaca dan mendengar beberapa kisah pemimpin dalam transfer motivasi yang begitu menginspirasi. Mereka semua hebat sekaligus menakjubkan. Kemungkinan jika itu dikolaborasi menjadi sangat harmonis. Terlepas dari itu, ada satu pemimpin yang menarik atensi saya secara menyeluruh dan merangsang adrenalin untuk memaksimalkan tata kelola hidup ke arah lebih baik.
Bacharuddin Jusuf Habibie atau akrab disapa Bapak BJ Habibie, seorang yang dikenali cerdas sejak kecil. Beliau merupakan mantan Presiden RI ketiga dengan latar belakang pendidikan luar biasa dan pengalaman kerja yang tidak perlu diragukan. Kontribusi untuk Indonesia tercatat signifikan, apalagi dengan gaya pemikiran yang intelektual berhasil membawa Indonesia pada gagasan baru.
Sekilas, tampilan mengenai pemimpin hanya sebatas bertugas memerintah. Namun, itu asumsi yang salah. Seorang pemimpin memiliki visi dan misi yang jelas serta tanggung jawab besar. Bapak BJ Habibie tergolong sebagai pemimpin yang kompeten, loyal, dan inspiratif. Banyak hal bisa dipelajari dari beliau, terutama dari segi kalimat motivasi yang kental membangun semangat baru.
Baca juga artikel berjudul "Orang Tua Pun Perlu Terus Belajar dan Bertumbuh"
Ada salah satu kata mutiara milik beliau yang membayang paten di pikiran saya. Bunyinya kira-kira seperti ini;
“ketika muda kita habiskan dengan malas-malasan maka tua juga akan malas-malasan lalu tak terasa besok mati. Namun, kalau kita banyak belajar dan banyak analisis maka saat dia tua, dia menang.”
Dalam sekejap, saya jadi terpikir bahwa dunia tidak bermakna jika hanya merangkul keinginan bersantai.
Malas-malasan adalah satu hal yang kompleks, di mana ketika terlalu terlena bisa berakibat buruk, tapi disisi lain cukup menyenangkan dilakukan di waktu senggang. Sayangnya, musuh produktivitas ini bisa berakibat pada prokrastinasi atau menunda-nunda. Saya menilai bahwa malas-malasan memang bernilai buruk. Lebih parah lagi ketika itu menjadi kebiasaan.
Sering kali saya mendengar kenyataan jika malas-malasan adalah sesuatu yang sangat tidak baik, tapi itu tidak berpengaruh besar. Saya masih saja tenggelam dalam kenikmatan yang berselimut kata “rehat”. Kenyataannya, hal tersebut tidak sebaik yang saya kira. Malas-malasan bisa mematikan ketersediaan waktu yang sangat berarti dan tidak bisa diputar mundur. Ketika telah berlalu, maka itu sudah paten.
Bayangan buruk tentang malas-malasan menginsafi saya untuk mengoptimalkan waktu dan mengisinya dengan mengembangkan potensi diri. Itu dilakukan berulang-ulang demi menjauhi rasa malas yang berakhir penyesalan. Semakin saya mendalami makna waktu yang tersampaikan secara tersirat dari kata mutiara Bapak BJ Habibie, semakin saya yakin masa muda perlu dinikmati dan tidak salah meletakkan posisi pada situasi yang tidak mengenakan. Banyak kesempatan berarti yang sayang untuk dilewatkan dan momen berharga untuk diabadikan. Hidup terlalu singkat untuk dibiarkan terlewati begitu saja.
Tonton juga video "Motivasi semangat belajar dari habibie"
Kepemimpinan
Tags: Jadilah Seorang Pemimpin