Pentingnya Menerapkan Konsep Bisnis Berkelanjutan

Oct 26, 2021 1 Min Read
startup
Sumber:Rodnae Production dari pexels.com
Yang kita semua butuhkan sekarang ini adalah pola pikir yang baru dan kreatif sehingga dapat menghasilkan model bisnis yang berkelanjutan.

Hampir setiap kali saya memeriksa pitch deck yang dipresentasikan startup, yang biasanya muncul di benak saya adalah, "Oh, saya sudah pernah melihat ini sebelumnya."

Selama saya bekerja sebagai penasihat dan mentor bagi banyak pengusaha, saya telah meninjau ribuan pitch deck baik dari startup, perusahaan, atau pemodal ventura lokal dan internasional. Pengalaman ini telah membantu saya untuk belajar memahami beragam perspektif dan beberapa tips dan trik menjadi seorang pengusaha yang sukses.

Pertanyaan favorit saya untuk pengusaha antara lain seperti, siapa pelanggan ideal Anda? Berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk mendengarkan cerita mereka? Apakah pelanggan Anda merasa solusi Anda sekedar cukup baik atau sampai harus dimiliki? Seberapa banyak mereka bersedia membayar?

Cara mereka menjawab saya, saya merasa banyak dari mereka tampaknya seperti cenayang. Mereka sudah pasti ‘tahu’ apa yang dibutuhkan pelanggan, bahkan tanpa validasi pasar yang tepat. Wow! Saya tidak heran mengapa 90% perusahaan rintisan gagal untuk mempertahankan bisnisnya. Sayangnya, kita malah melihat banyak ekosistem di sekitar kita berubah secara signifikan, dengan begitu banyak peluang dan ancaman pula di sekitar kita.

Baca juga: Apa itu Berpikir Kritis dan Fungsinya di Tempat Kerja


Kita hidup di dunia yang penuh dengan ketidakpastian; bisnis terus ditantang untuk berkembang. Saya pikir cara terbaik untuk berkembang adalah dengan memiliki mindset belajar yang berkembang. Sebagai pemimpin, kita tidak boleh mudah berasumsi berdasarkan apa yang kita ketahui di masa lalu, tetapi tetap ingin tahu tentang tren saat ini yang dapat membantu kita membuat penilaian yang lebih baik. 

Secara teoritis, mungkin hal tersebut terdengar mudah. Tetapi pada dasarnya dibutuhkan upaya strategis yang konsisten untuk mengubah pola pikir. Sebagai seorang wirausahawan, sangat penting bagi kita untuk tidak terjebak dalam masa lalu. Penting bagi kita untuk terus mencari cara untuk memahami masa kini yang kemungkinan telah terjadi banyak perubahan.

Saya pikir poin penting dalan berwirausaha di era sekarang bukanlah tentang skala ekonomi atau mengoptimalisasikan strategi terhadap rantai pasokan. Namun, yang kita semua butuhkan sekarang ini adalah pola pikir yang baru dan kreatif sehingga dapat menghasilkan model bisnis yang berkelanjutan dalam menanggapi kebutuhan lokal, dengan memberdayakan sumber daya yang ada, dan juga keuntungan yang dapat diperoleh dapat dimaksimalkan untuk masyarakat sekitar.

Baca juga: 5 Alasan Kuat Mengapa Penetapan Tujuan itu Penting


Kisah Petani Kopi

Alt

Sumber: Negative Space dari pexels.com

Mari kita ambil contoh seorang petani kopi.

Perusahaan besar yang memiliki merek terkenal mengenakan biaya sekitar 3-4 dolar per cangkir kopi.

Berapa banyak kopi yang dihasilkan petani itu per cangkir? Setidaknya yang saya ingat itu sekitar tiga sen. Siapa yang menghasilkan uang paling banyak? Apakah itu pendapatan yang adil di era modern?

Produksi kopi dunia mencapai hingga 10 juta ton per tahun. Selama 30 tahun terakhir, kita telah kehilangan jutaan petani kopi karena pengaruh skala ekonomi dan harga. Situasi kemudian membaik saat ditemukannya Cascara (kulit buah kopi yang kaya akan antioksidan) yang memungkinkan petani kopi memperoleh penghasilan lima kali lebih banyak daripada hanya dengan menjual biji kopi.

Satu hal yang kita pelajari dari pandemi adalah bahwa kita perlu menjaga kesehatan kita. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah dengan mengonsumsi antioksidan, yang dapat ditemukan pada Cascara.

Bayangkan berapa banyak pemborosan sumber daya yang telah mengorbankan para petani itu dalam 30 tahun terakhir? Jika para petani kopi bisa menjual Cascara sejak awal, bukankah itu akan menjadi pengaruh yang sangat besar bagi kesejahteraan para petani dan keluarga mereka? Saya ingin menyoroti pentingnya kita mengelola yang dihasilkan oleh bumi daripada tentang membuat tanah menghasilkan sesuatu lebih banyak dari apa yang kita butuhkan. 

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Kepemimpinan Kewirausahaan?


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Alt

Sumber: Rodnae Production dari pexels.com

Saya sempat memaparkan materi tentang "Merancang Ulang CSR Untuk Transformasi Digital" pada acara PBB di Jenewa akhir tahun lalu. CSR tidak mungkin mendorong perusahaan untuk menyerahkan saja uang banyak, mengambil foto, kemudian mempostingnya di media untuk publikasi. Integritas adalah jantung dari kegiatan CSR. Ini tentang pentingnya perusahaan melakukan hal yang benar dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi semua pemangku kepentingan, bukan hanya pemegang saham.

Sebagai pengusaha yang bertanggung jawab, tim kepemimpinan harus melakukan upaya yang signifikan untuk memastikan pertumbuhan yang adil bagi pemangku kepentingan mereka. Jika bisnis mereka, entah bagaimana, memfasilitasi perbudakan modern dan/atau merugikan masyarakat dan lingkungan, mereka perlu memiliki rencana yang jelas untuk mengatasi masalah tersebut dan membuat rencana yang adil dan berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan mereka. Menghasilkan pertumbuhan lebih dari 10x dengan menyakiti orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, bukanlah sesuatu yang seharusnya mereka banggakan.

Mari kita ambil contoh dunia nyata: Intel adalah perusahaan semikonduktor terkemuka. Air sangat penting untuk proses manufaktur di industri semikonduktor. Intel menyadari bahwa mereka telah menggunakan banyak air dan berkomitmen untuk memulihkan 100% air yang digunakan dalam produksi mereka. Maksud dan rencana aksinya jelas. Intel memulihkan sekitar 1,8 miliar galon air per tahun.

Baca juga: Sosok Pemimpin yang Membawa Perubahan


Contoh bagus lainnya adalah Amazon. Selama wabah Covid, perusahaan meluncurkan dana bantuan 25 juta dolar untuk pengemudi dan karyawan musiman yang mengalami kesulitan keuangan selama masa yang penuh tantangan ini. Saya dengan santai berbicara dengan banyak pengusaha tentang perlunya perubahan pola pikir, dan cukup banyak dari mereka bereaksi dengan mengatakan,

"Wah, begitulah cara dunia bekerja!"

“Kami mengontrol rantai pasokan, membuatnya eksklusif, membayar murah, menghasilkan banyak uang, bukankah itu hebat?”

"Tidak masalah; kami membayar pajak jadi biarkan pemerintah khawatir tentang itu.”

“Begitu kita mendapatkan uang besar, maka kita selalu bisa melakukan CSR.”

"CSR hanya untuk mengelola persepsi. Hanya taktik pemasaran"

Saya merasa malu mendengar tanggapan ini.

Bagaimana Kita Dapat Menjadi Lebih Baik?

Alt

Sumber: The Coach Space dari pexels.com

Saya pikir kita bisa melakukannya dengan jauh lebih baik daripada hanya fokus menghasilkan uang. Saya tidak mengatakan uang tidak penting di sini; uang memang perlu, tapi uang bukanlah segalanya. Seharusnya uang tidak menjadi tujuan akhir. Kita dapat menggunakan momentum teknologi ini untuk mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Saat ini, peluang ada di mana-mana, tidak hanya terbatas di kota-kota besar tetapi juga dari daerah pinggiran seperti kebun kopi atau lahan pertanian. Anda tidak perlu menyesuaikan diri dengan ekosistem yang ada, tetapi dapat membayangkan kembali seluruh rantai pasokan. Ada banyak contoh yang saya anggap inovatif seperti menggunakan layang-layang untuk menghasilkan listrik, atau menyalurkan internet melalui lampu. Teruslah menjelajah untuk memberikan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah dengan model pertumbuhan yang hijau dan berkeadilan.

Bagi saya, berwirausaha adalah cara untuk mencapai aktualisasi diri, menciptakan makna, dan mengubah dunia.

Itu pendapat saya, pilihan kembali ada di tangan Anda.

Baca juga: Kiat Pemimpin dalam Mengatasi Masalah Anggota, Tujuan, Visi


Tonton juga: '3 Cara untuk Meningkatkan Mindful Leadership!'

Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Jadilah Seorang Pemimpin

Alt
Atasha is Chief Executive of management consulting firm, Foxymojo & Co. Atasha is also an Advisor to the Alibaba Group’s eFounders Fellowship Asia, which is a joint project with the United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) in support of sustainable development. And an Ambassador for the Seedstars organization which empowers and supports emerging entrepreneurs.
Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Manajer

Manajer VS Pemimpin: Apa Perbedaannya?

Ada perbedaan mendasar dalam cara mereka mencapai sesuatu, memotivasi orang, dan berkontribusi pada visi organisasi yang lebih besar.

Jan 04, 2022 1 Min Read

pemimpin

Mengapa Seorang Pemimpin Bukan Karena Bawaan Lahir?

Dalam wawancara kami dengan Dr. Pyatt, dia memberikan pendapatnya tentang apakah pemimpin adalah mereka yang dilahirkan sebagai pemimpin atau sebenarnya bukan. Siapa saja sebenarnya pemimpin itu. Selain itu, diapun menjelaskan tentang pendapatnya mengenai sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Selamat menyimak.

Jan 21, 2021 3 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest