10 Tren Bagaimana AI Merubah Dunia Kerja dan Industri

Mar 06, 2024 5 Min Read
kecerdasan buatan
Sumber:

Tara Winstead dari Pexels.com

Tiga bulan terakhir mewakili periode pertumbuhan AI yang saat ini sudah merambah, memberikan dampak dan mengubah hampir semua bidang industri. Sementara itu, di saat yang sama masih berlangsung layoffs secara masif bukan hanya di dunia startup, tapi juga perusahaan menengah dan raksasa seperti Amazon, Microsoft dan Google parent Alphabet. Menyusul di belakangnya adalah Indeed, Twilio, LinkedIn, Zoom, Dell, Pinterest dan Match (Tinder owner). Di tahun 2023, total ada lebih dari 150 ribu karyawan yang di-PHK dari sekitar 530 perusahaan teknologi yang tercatat dari situs layoffs.fyi.

Di tengah optimisme perkembangan AI yang mendatangkan banyak manfaat, terjadi beberapa dampak yang tidak terhindarkan dalam dunia kerja dan industri. Saya membaca fenomena ini sebagai growing pain, keniscayaan alamiah yang perlu dilalui oleh umat manusia yang sedang tumbuh dan berevolusi ke arah yang lebih tinggi. Saya setuju dengan Ray Dalio yang mengatakan:

It’s part of an evolutionary process in which technology is increasingly replacing parts of which technology is replacing part of man. The physical you in the old days, man, physical labour mattered. More and more machines then replace that. And as we go and ascend to higher and higher levels of thinking that the brain increasingly is being able to use. And that raises you because you can then think about how do I think? What are the principles?” 

Pemahaman saya mengenai fenomena yang berlangsung saat ini saya rangkum dalam 10 poin sebagai berikut:

Baca juga: Pentingnya Kecerdasan Buatan dan Standar Teknologi yang Etis

1. Teknologi AI akan semakin meningkatkan produktivitas 

Tugas-tugas seperti menulis email, mengelola jadwal dan melakukan riset, pada akhirnya menciptakan asisten pribadi (berbasis AI) yang memahami bahasa alami dan dapat membantu dengan berbagai tugas di semua perangkat. Dampak jangka panjang, hal ini memangkas secretarial atau administrative jobs yang mundane. Dalam jangka pendek, sekretaris atau PA yang dipertahankan adalah yang melengkapi dirinya dengan kemampuan menggunakan AI.

2. Cara orang mengajar dan belajar akan berevolusi

Dalam dunia riset dan pendidikan di universitas, perangkat lunak yang didorong oleh AI akan merevolusi cara orang mengajar dan belajar dengan mempersonalisasi konten berdasarkan minat, gaya belajar, dan motivasi serta memberikan umpan balik langsung. Sementara itu, Research Assistant dan Teaching Assistant yang selama ini hanya dibayangkan berupa manusia, tidak lama segera akan ditingkatkan oleh avatar berbasis AI. 

Berdasarkan pengalaman saya sendiri di dunia akademisi, pada masa lampau untuk menangani meningkatnya proyek riset (baik keberagaman tema dan skala) saya akan perlu merekrut 5-10 RA baru. Saat ini yang akan saya lakukan adalah merekrut 1-2 RA saja yang saya pastikan mempunyai kemampuan mengelola 4-5 avatar AI sebagai asistennya.

3. AI sebagai asisten pengajar dalam dunia pelatihan

Dalam dunia pelatihan, AI bisa berfungsi sebagai asisten dari pengajar yang akan membantu peserta training untuk mempunyai pemahaman yang lebih tajam dan komprehensif mengenai topik yang dipelajari. Masing-masing peserta akan dibantu oleh personalized assistant yang memperkaya diskusi, mempertajam use cases, dan mengakselerasi aplikasi sebuah framework

Bila dulu ketika saya kuliah di ITB untuk setiap kelas kecil (30-40 orang), seorang pengajar dibantu seorang asisten, sekarang ini di kelas saya, setiap peserta atau mahasiswa akan mempunyai personal assistant untuk sesi 1 on 1. Peserta untuk hal ini akan perlu diajari cara bertanya (prompt) yang konstruktif dan efektif. Prompt engineering akan menjadi keahlian penting dalam masa ini. Ini sudah saya terapkan untuk training/bootcamp/workshop saya mulai tahun 2023. 

Baca juga: 11 Prediksi Masa Depan Sales, Branding, dan Marketing

4. Pemanfaatan AI oleh organisasi untuk membuat keputusan berdasarkan data

Pada dunia kerja, AI dapat menganalisis jumlah data yang besar dengan cepat dan akurat sehingga membantu organisasi membuat keputusan yang lebih baik. Individu dengan pengetahuan AI dapat membantu organisasi memahami data ini dan menghasilkan wawasan untuk meningkatkan operasi mereka. 

Posisi dan fungsi sebagai product manager, business analysis, business development manager, finance analyst, … akan sangat terfasilitasi produktivitasnya dengan penerapan strategi AI yang tepat. Bahkan, beberapa studi mengatakan produktivitas seseorang bisa naik 5-10x lipat. Dengan kata lain, seseorang dalam posisi tersebut akan sangat mudah digantikan bukan oleh AI (minimal sampai saat ini), tapi oleh seorang lain dalam keahlian serupa yang melengkapi dirinya dengan AI tools. Posisi lain yang sangat terpengaruh oleh tren ini adalah akuntan, pengacara, konsultan dan sejenisnya.

5. Potensi AI mengubah industri dengan menciptakan produk dan layanan baru

Saat ini saja, setiap minggu ada ratusan tools baru yang berbasis AI untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Individu dengan pengetahuan AI dapat membantu mengidentifikasi peluang baru dan mengembangkan solusi inovatif. Pembagian pekerjaan antara manusia, mesin dan algoritma akan berubah secara cepat. Saat ini, 71% pekerjaan dilakukan manusia dan 29% dilakukan oleh mesin dan algoritma. Pada tahun 2025, diperkirakan akan lebih banyak pekerjaan dilakukan oleh mesin dan algoritma dibandingkan oleh manusia.

6. Etika AI

Karena AI semakin menyebar, sangat penting untuk memahami dampak potensialnya pada masyarakat. Individu dengan pengetahuan AI dapat membantu memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan bertanggung jawab dan etis.

Baca juga: Kuasai 7 Soft Skill Ini Agar Cepat Naik Jabatan

7. Potensi AI mengatasi tantangan terbesar dunia

AI memiliki potensi untuk mengatasi banyak tantangan terbesar dunia, termasuk healthcare (perawatan kesehatan), perubahan iklim, dan kemiskinan. Individu dan entitas dengan pengetahuan AI dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan solusi untuk tantangan ini. Perusahaan startup yang tidak diperkuat dengan AI akan berat bersaing dengan para kompetitor yang mendayagunakan AI untuk operasi maupun business development-nya.

8. AI sebagai bidang interdisipliner

AI adalah bidang interdisipliner yang memerlukan pengetahuan tentang ilmu komputer, statistik, dan disiplin lainnya. Mengembangkan keterampilan di bidang AI dapat membantu individu menjadi lebih serbaguna dan dapat beradaptasi di pasar kerja agar tidak mudah tergantikan.

Demam layoffs yang terjadi saat ini kurang lebih diamplifikasi oleh fenomena ini.

9. Semakin kompetitif dengan pemahaman AI

AI adalah bidang yang berkembang dengan cepat, dan tetap terbaru dengan perkembangan terbaru dapat membantu individu tetap kompetitif dalam karier mereka. Pengaruh AI akan berlaku dari entry level bahkan sampai BOD. Sudah ada company yang mempunyai AI-Robot sebagai bagian dari BOD. Sementara itu, sudah studi ke arah bagaimana memperkuat BOD dengan AI dalam menghasilkan effective board-level decision-making: assisted, augmented, amplified, autonomous and autopoietic intelligence.

10. Bijak memanfaatkan teknologi AI

Karena AI semakin umum, sangat penting untuk memiliki pemahaman dasar tentang cara kerjanya dan dampak potensialnya pada masyarakat. Individu dengan pengetahuan AI dapat membantu mendidik orang lain dan mempromosikan informed decision making.

Artikel ini diterbitkan dari akun LinkedIn milik Dr. Agus Budiyono.

Share artikel ini

Komunitas

Tags: Konsultasi

References:

a) Ray Dalio on ChatGPT

https://www.linkedin.com/posts/agusbudiyono_technology-chatgpt-ai-activity-7046661509053087744-ZceZ?utm_source=share&utm_medium=member_desktop

b) Entrepreneurship Bootcamp powered by AI

https://bit.ly/mitde2023

c) SNAPSHOTS: Lima Trends Pekerjaan di Masa Depan

https://www.facebook.com/search/top?q=budiyono%20pradita

d) Layoffs in 2023: Accenture, Indeed, Amazon among latest firms to cut jobs amid economic turmoil

https://economictimes.indiatimes.com/tech/technology/layoffs-in-2023-list-of-companies-that-have-announced-job-cuts-amid-economic-downturn/articleshow/97403993.cms?from=mdr

e) Eroğlu, M., Karatepe Kaya, M. Impact of Artificial Intelligence on Corporate Board Diversity Policies and Regulations. Eur Bus Org Law Rev 23, 541–572 (2022). https://doi.org/10.1007/s40804-022-00251-5

f) Would you take orders from a ROBOT? An artificial intelligence becomes the world's first company director

https://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2632920/Would-orders-ROBOT-Artificial-intelligence-world-s-company-director-Japan.html

g) Hilb, M. Toward artificial governance? The role of artificial intelligence in shaping the future of corporate governance. J Manag Gov 24, 851–870 (2020). https://doi.org/10.1007/s10997-020-09519-9

h) https://www.gatesnotes.com/The-Age-of-AI-Has-Begun?WT.mc_id=20230321100000_Artificial-Intelligence_BG-TW_&WT.tsrc=BGTW

Alt

Agus memiliki latar belakang pendidikan program studi S1 Teknik Dirgantara di Institut Teknologi Bandung (ITB), S2 Aeronautika dan Astronautika di Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan S3 Aeronautika dan Astronautika di ITB. Saat ini, beliau merupakan Chairman CAP Solutions ID, yakni sebuah perusahaan berdomisili Jakarta yang bergerak di bidang jasa konsultan.

Mungkin Anda Juga Menyukai

seseorang yang berpikir kritis

Cara Membebaskan Diri dari Herd Mentality (Kecenderungan Mengikuti Mayoritas)

Oleh: Manfred F.R Kets De Vries. Mengapa kita memiliki kecenderungan untuk mengikuti mayoritas? Pada artikel ini, Manfred akan mengulas alasan ilmiah dan cara mengatasi mentalitas tersebut.

Dec 13, 2023 4 Min Read

kepemimpinan

3 Cara untuk Meningkatkan Mindful Leadership

Tahukah kamu tentang salah satu faktor terpenting dalam Science of Building Leaders? Yup, mindful leadership! Simak videonya yuk untuk belajar lebih mengenai mindful leadership!

Sep 13, 2021 2 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest