Demensia Digital: Ketika Gadget Merusak Otak Anak Muda

Nov 05, 2024 4 Min Read
gadget anak

Kalian sadar nggak sih, kita sudah hidup di zaman di mana gadget itu seakan-akan menjadi 'organ' tambahan? Dari bangun tidur sampai mau kembali tidur, kita nggak bisa jauh dari handphone (HP). Kalau ada yang bilang, “Eh, cek HP-mu dong,” pasti kalian langsung reflek ambil HP. Tapi, sudah pada tahu belum soal istilah demensia digital? Ini bukan cuma sekedar hype atau tren. Nyatanya, demensia digital bahaya bagi kita-kita yang kebanyakan scrolling, nge-game, atau stalking di media sosial.

Baca juga: Pentingnya Kecerdasan Buatan dan Standar Teknologi yang Etis

Apa sih Demensia Digital Itu?

Gampangnya gini: demensia digital adalah kondisi di mana otak kita menjadi “lemot” karena terlalu sering bergantung pada teknologi, alias gadget. Karena kebanyakan main HP, otak menjadi ‘mager’ berpikir. Mau mengingat nomor telepon, langsung buka kontak. Mau cari jalan? Nggak usah ambil pusing, tinggal buka maps. Semua ini membuat otak kita menjadi ‘malas kerja', gampang lupa terhadap hal-hal kecil, bahkan menjadi susah fokus.

Parahnya, fenomena ini semakin nyata dialami generasi muda. Banyak yang bilang, "Ah, aku masih muda, otaknya masih fresh kok," padahal, ya, tanpa disadari otakmu seakan-akan seperti laptop kebanyakan tab—lemot, mudah terdistraksi, dan sering crash.

Kenapa Gadget Buat Kita Seperti Ini?

Coba pikir deh, dari pagi sampai malam, berapa lama kalian berada di hadapan layar? Entah itu untuk melihat notif, scrolling TikTok, atau main game. Otakmu jadi terbiasa untuk memperoleh kepuasan instan yang mana efeknya mirip junk food untuk tubuh—mungkin enak di awal, tapi lama-lama membuat ‘rusak’. Di satu sisi, gadget sangat membantu sebagai sumber informasi. Namun, karena kamu tidak pernah melatih otak untuk benar-benar berpikir, otakmu menjadi tidak berkembang.

Bahkan, banyak riset yang mengatakan kalau terlalu sering multitasking—misalnya, buka Instagram sambil mendengarkan musik dan chatting di WhatsApp—itu membingungkan otak. Ibarat kamu memaksakan diri menonton tiga film sekaligus, akhirnya tidak ada yang kamu pahami jalan ceritanya.

Dampak Demensia Digital

main hp

Freepik dari Freepik.com

Bagi kita-kita yang kesehariannya tidak bisa lepas dari gadget, demensia digital ini dampaknya sangat nyata. Nih, beberapa contohnya:

1. Gampang Lupa 

Kalian pernah nggak sih, lupa menyimpan kunci motor atau HP (padahal ada di tangan)? Nah, itu salah satu tanda kalian sudah mulai kecanduan terhadap gadget. Otak jadi tidak terbiasa untuk mengingat hal-hal kecil, karena perannya sudah tergantikan oleh gadget.

2. Sulit Fokus 

Kalian sedang baca buku atau belajar, tapi malah terdistraksi buka notif Instagram atau Twitter? Itulah pertanda otak sudah terbiasa teralihkan perhatiannya. Akibatnya, kamu susah fokus dan kerjaan menjadi terhambat.

3. Stres dan Cemas (Anxiety)

Kebanyakan scrolling media sosial cenderung membuat seseorang sering membandingkan hidupnya dengan orang lain. Akhirnya, diri menjadi lebih gampang stres dan overthinking. Dampak mental inilah yang sangat sering dialami oleh kita yang sehari-harinya tidak bisa lepas dari gadget.

Baca juga: 20 Kebiasaan Sehari-hari untuk Meningkatkan Daya Fokus

Solusi Untuk yang Mau Tetap Waras

Jangan sampai kalian berpikir, “Ah, sudahlah, memang zamannya seperti ini.” Sebaliknya, kita harus lebih bijak. Nih, beberapa hal yang bisa kalian coba untuk mencegah demensia digital:

1. Detox Digital 

Coba deh, sekali-sekali kasih jarak dengan gadget yang kamu punya. Mulai dari yang simpel seperti mematikan notif, atau bahkan mengatur waktu tertentu untuk benar-benar jauh dari layar. Kamu akan kaget ketika mulai merasakan otak kembali segar.

2. Latih Otak, Jangan Malas Berpikir! 

Mulai membiasakan diri untuk mengingat hal-hal kecil tanpa bantuan gadget. Misalnya, coba ingat nomor telepon keluarga, atau catat jadwal menggunakan buku, bukan aplikasi.

3. Fokus Satu Hal di Waktu yang Sama 

Multitasking itu tampaknya keren, namun tidak baik untuk otak. Mulai belajar untuk fokus pada satu hal di satu waktu. Misal, kalau lagi mengerjakan tugas, jangan sambil buka YouTube. Biar otak kalian terbiasa fokus dan kerja lebih efektif.

4. Jaga Kesehatan Mental 

Jangan terlalu serius dengan kehidupan di dunia maya. Media sosial itu hanya menyoroti hidup seseorang dari satu sisi, bukan realita keseluruhannya. Jadi, tidak usah kebanyakan berpikir yang tidak perlu.

Demensia digital bukan hanya istilah keren untuk kita bahas di tongkrongan. Inilah bahaya yang masing-masing dari kita bisa rasakan. Kalau kalian terus-terusan kecanduan gadget, otak kalian bisa menjadi “tua sebelum waktunya”. Yuk, mulai bijak menggunakan teknologi sebelum teknologi yang mengambil alih hidup kamu!

Artikel ini diterbitkan dari akun LinkedIn milik Heru Wiryanto.

Baca juga: 7 Cara Update Kemampuan Otak untuk Menghadapi AI

Share artikel ini

Komunitas

Tags: Konsultasi

heru wiryanto

Heru adalah seorang ahli di bidang Data Science dan Human Resources. Saat ini, Heru aktif sebagai Director of Innovation Factory di PsikoUpdate Indonesia dan Director of Data Sciences and Artificial Intelligence Consulting Services di DAVEHUNT International.

Mungkin Anda Juga Menyukai

millennial

Keuntungan Merekrut Karyawan Millennial

Zaman sudah berubah, maka Anda harus bisa ‘’membuka’’ mata terhadap perubahan. Berkolaborasi dengan mereka yang tergolong millennial menjadi salah satu cara kita beradaptasi dengan zaman yang telah berubah. Berikut keuntungan merekrut karyawan millennial yang harus Anda tahu!

Aug 30, 2021 1 Min Read

toxic boss

4 Cara Menghadapi Seorang Toxic Boss

Seringkali kita temui segelintir orang yang bekerja untuk bos yang tidak menghargai mereka sama sekali dan bahkan ini dapat dikatakan sebagai toxic boss karena dapat membuat karyawan jenuh dan lingkungan yang tidak sehat di kantor. Hal ini tentu saja harus dihentikan.

Aug 30, 2021 2 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest