Empat Keterampilan Kepemimpinan Inovasi Untuk Dikuasai

Masa depan pekerjaan sedang berubah. Menurut McKinsey, sekitar setengah dari tugas pekerjaan yang dilakukan orang saat ini berpotensi untuk diotomatisasi oleh teknologi. Pekerjaan apa yang tersisa untuk dilakukan manusia?

Untuk berkembang di dunia baru yang semakin kompleks dan tak terduga, para pemimpin akan membutuhkan keterampilan yang diperlukan di masa depan. Untuk memimpin agenda pertumbuhan, yang paling penting bukanlah kecerdasan intelektual atau kepercayaan diri para pemimpin atas apa yang mereka ketahui, tetapi bagaimana mereka menangani apa yang tidak mereka ketahui.

Ini juga tentang bagaimana para pemimpin berani dan menginspirasi tim mereka untuk mencari cara-cara kreatif dalam memberikan solusi. Kepemimpinan inovasi inilah yang akan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam menghadapi perubahan disruptif yang terus menerus. Agenda inovasi sering gagal bukan karena kurangnya proses atau alat, tetapi karena orang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk kepemimpinan inovasi.

Apakah pemimpin Anda memiliki keterampilan yang diperlukan untuk masa depan? Berikut adalah empat hal yang akan meningkatkan upaya inovasi organisasi Anda:

 

Menangani Ambiguitas

Ambiguitas ada di sekitar kita. Kita tidak tahu apa yang tidak kita ketahui, namun kita ingin tahu, karena itu membantu kita merasa lebih nyaman dan terkendali. Kebutuhan pemimpin akan kepastian dapat membunuh inovasi. Ini mengurangi kemampuan para pemimpin untuk melepaskan apa yang diketahui dan memberi ruang bagi wawasan dan ide baru yang tidak diketahui.

Bayangkan Anda berada dalam rapat tim kepemimpinan dan seseorang bertanya bagaimana proyek inovasi terbaru berjalan. Semua kepala menoleh ke pemimpin, menunggu tanggapan mereka. Mereka belum tahu – masih terlalu dini, mereka bahkan belum menentukan masalah yang tepat untuk dipecahkan – namun mereka merasa terdorong untuk merespon. Para pemimpin perlu izin untuk mengatakan, “Saya belum tahu, tapi kami belajar banyak.”

Pemimpin yang dapat menahan ruang untuk ambiguitas dan terus menginspirasi tim mereka dalam menghadapi kompleksitas yang meningkat adalah mereka yang paling mungkin menciptakan jalan menuju pemikiran inovatif. Duduklah dengan ambiguitas dan rencanakan untuk 'tidak tahu' lebih lama.

 

Pola Pikir Penasaran

Para pemimpin harus menghabiskan lebih sedikit waktu di kantor dan lebih banyak waktu berjalan di posisi pelanggan mereka, menghabiskan waktu menemukan harapan, ketakutan, dan nilai pelanggan, dan melihat dunia melalui mata mereka. Memperhatikan apa yang menyenangkan mereka, dan mengamati kejengkelan, frustrasi, dan titik-titik rasa sakit mereka.

Pemimpin yang ingin tahu mengamati apa yang pelanggan katakan, apa yang mereka lakukan, dan berusaha memahami apa yang sangat penting bagi mereka akan menemukan masalah yang paling berharga untuk dipecahkan dan dengan melakukan itu akan menciptakan solusi yang lebih berarti bagi pelanggan. Dengan menciptakan lingkungan rasa ingin tahu seperti itu, para pemimpin dapat menginspirasi karyawan untuk bertanya, belajar, dan mencari masalah dan solusi. Karyawan lebih terbuka untuk menemukan hal-hal baru, yang mengarah ke wawasan dan platform yang lebih kaya untuk menemukan masalah, dan pada akhirnya inovasi.

Baca juga! Berinovasi Seperti Hiu dalam Film Jaws

 

Berikut adalah lima pertanyaan yang dapat didorong oleh pemimpin untuk ditanyakan kepada karyawannya secara teratur:
 

• Mengapa?
• Bagaimana mungkin?
• Bagaimana jika?
• Kenapa tidak?
• Apa yang kamu pelajari?

Cocok secara kreatif

Kreativitas sangat penting untuk terobosan pemikiran dan inovasi, dan penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa kreativitas dapat dikembangkan. Semakin sering pemimpin menghadapi tantangan secara fleksibel dan imajinatif, semakin mudah untuk menghasilkan ide-ide orisinil. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang pandai berpikir kreatif juga pandai melihat koneksi dan menghasilkan lebih banyak ide orisinil. Jadi, dengan melatih kemampuan pemimpin kita untuk melihat koneksi, kita dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir kreatif.

Memikirkan kegunaan alternatif untuk suatu objek adalah kegiatan sederhana untuk melatih pikiran para pemimpin untuk membuat koneksi baru dan pada gilirannya meningkatkan pemikiran kreatif mereka. Ini melatih pikiran Anda dengan meregangkan di luar kegunaan yang jelas, untuk membayangkan suatu objek di luar konteksnya. Pilih objek acak, seperti klip kertas. Sekarang, luangkan waktu tiga menit untuk menuliskan sebanyak mungkin kegunaan alternatif dari klip kertas itu. Tantang diri Anda untuk menghasilkan lebih dari 20 ide dalam tiga menit.
 

Menjadi berani

Sebagian besar dari kita menghabiskan 99% dari hari kerja kita untuk bermain aman, mengikuti aturan, proses, dan protokol. Struktur dan ketertiban ada untuk alasan yang bagus. Namun, setiap penyimpangan dari norma dapat dipandang negatif, berisiko, atau berbahaya bagi integritas organisasi.

Bayangkan Anda berada dalam rapat kepemimpinan dan memiliki pandangan yang kuat tentang ide mana yang harus diprioritaskan berdasarkan proses ketat yang dipimpin pelanggan yang telah dilalui tim Anda untuk mengembangkan dan memprioritaskan ide, sama sekali tidak setuju dengan apa yang telah diputuskan. Namun Anda duduk di sana dan mengangguk setuju. Dalam kebanyakan kasus, kesesuaian adalah norma. Para pemimpin tidak memilih untuk setuju dengan orang lain karena persepsi mereka telah berubah – mereka mengikutinya karena mereka tidak ingin menonjol. Banyak pemimpin takut gagal, salah, terlihat konyol, atau merasa malu di tempat kerja. Ini sering terjadi dan mahal untuk upaya inovasi.


Para pemimpin perlu mengambil risiko, menantang status quo, dan berani berbicara dan berbeda pendapat. Apakah Anda siap untuk inovasi berkembang di organisasi Anda? Keempat keterampilan kepemimpinan ini harus dipraktikkan dan dikuasai bersamaan dengan proses inovasi yang kuat untuk meningkatkan upaya inovasi Anda. Pertimbangkan untuk memasukkannya ke dalam deskripsi pekerjaan dan KPI pemimpin untuk mendorong dan menghargai perilaku tersebut. Ingat; ini bukan kegiatan satu kali – untuk menjadi terampil mereka membutuhkan usaha dan disiplin yang berulang-ulang.