Giat Berlatih Untuk Mencapai Keunggulan

Dec 02, 2020 1 Min Read
Berlatih
Semakin banyak berlatih semakin kau beruntung

Apa kesamaan The Beatles, Warren Buffet, David Beckham, Mokhtar Dahari dan Bill Gates? Mereka semua terkenal, berbakat dan sangat unggul di bidangnya masing-masing. Tetapi yang paling penting adalah mereka mencapai tingkat kesuksesan mereka saat ini dengan melakukan hal yang sama - mereka mencurahkan segenap hati dan jiwa, darah dan air mata untuk "mencapai" kesempurnaan melalui banyak pelatihan dan mereka tidak dilahirkan sebagai orang yang berbakat.

Thomas Alva Edison berkata:

"GENIUS ADALAH 1% INSPIRASI DAN 99% KERINGAT (USAHA)."


Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Anders Ericsson dan sekelompok ilmuwan, mereka mengklaim bahwa mereka tahu berapa banyak "usaha" yang diperlukan untuk mencapai kesempurnaan - tampaknya 10 tahun atau 10.000 jam.

Ericsson menulis: “Banyak orang percaya bahwa mereka dilahirkan dengan beberapa keterbatasan. Tetapi hanya ada sedikit bukti kuat yang menunjukkan bahwa orang dapat melakukan hal-hal luar biasa tanpa menghabiskan banyak waktu untuk menyempurnakannya.”

Buku Outliers oleh Malcolm Gladwell menguatkan hal ini dengan pernyataan bahwa seseorang akan menjadi hebat dengan melakukan banyak latihan dan terus berlatih.

Bagaimana mencapai suatu kebesaran? 

The Beatles

Hingga hari ini, The Beatles tetap menjadi group band terlaris sepanjang masa. Tetapi kesuksesan mereka tidak datang dalam semalam. Dalam bukunya, Gladwell menjelaskan bagaimana The Beatles menjadi begitu hebat. Mereka tampil berjam-jam di basement Hamburg, Jerman tanpa menerima banyak penghargaan atau apresiasi yang melimpah. Waktu berlatih mereka sangat banyak.

Menurut John Lennon, mereka tampil selama delapan jam setiap malam, tujuh hari seminggu selama 270 malam sedangkan sebagian besar grup musik pada saat itu (dan bahkan mungkin sekarang!) Hanya tampil selama satu jam dalam seminggu.

Fab Four

Di awal kemunculan Fab Four, ternyata mereka sudah tampil live sebanyak 1200 kali Kebanyakan band saat ini juga tidak pernah menampilkan musik sebanyak itu sepanjang karir mereka. Pertunjukan langsung sebanyak 1200 kali adalah faktor pembeda.

Warren Buffet

Warren Buffet dikenal sebagai investor terbesar di dunia. Kesuksesannya adalah hasil dari kerja keras dan disiplin dalam mempraktekan ‘strategy mental’ dalam berinvestasi selama bertahun-tahun sampai ia menjadi ahli dalam berinvestasi.

Beckham

Beckham juga tidak jauh berbeda. Pesepakbola, yang dikenal dengan tendangan bebasnya yang efektif dan berbahaya, tidak dilahirkan dengan keterampilan tersebut. Awalnya, dia berlatih tendangan bebas untuk membuat ayanya terkesan. Tendangannya kemudian menjadi ciri khasnya. Sir Alex Ferguson berkata:

“DIA BERLATIH DENGAN DISIPLIN YANG TINGGI UNTUK MENCAPAI KETEPATAN YANG TIDAK DIPEDULIKAN OLEH PEMAIN LAIN.”


Setelah sesi latihan, Beckham akan tetap berada di lapangan dan melanjutkan latihan - 500 tendangan bebas sehari, 180.000 tendangan bebas setahun. Pada akhirnya, pelatihan yang tak kenal lelah membuatnya menjadi pemain luar biasa yang menunjukkan kemampuan dan bakat luar biasa.

Bill Gates

Bagaimana dengan kisah Bill Gates? Seorang ilmuwan komputer yang drop out dari Universitas Harvard tetapi kini menjadi orang terkaya di dunia. Gates belajar di sekolah elit yang mengizinkannya menggunakan komputer. (Waktu itu sekitar tahun 60-an di mana universitas belum memiliki komputer!) Ini memungkinkannya untuk melakukan pemrograman. Saat itu, dia baru berusia 14 tahun!

Karena hasratnya untuk memprogram delapan jam sehari, tujuh hari seminggu, dia tidak berpartisipasi dalam kegiatan atletik, menyelinap keluar setelah waktu tidur, meretas kata sandi, dan berbohong. Dia melakukannya agar memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan pemrograman. Pada saat dia keluar dari Universitas Harvard, dia sudah melakukan 10.000 jam pemrograman!

Baca juga artikel berjudul "Percaya Atau Ragu-ragu"

Alt

Sumber: Pexels.com

Latihan menentukan jalan kesuksesn

Sukses hanya bisa diraih melalui latihan yang keras, menyakitkan dan dengan target yang tinggi. "Diperlukan 10 tahun atau 10.000 jam pelatihan untuk berprestasi dalam bidang tertentu," kata George Kohlrieser, manajer kepemimpinan IMD. Dia percaya bahwa bakat dan keberuntungan sangat penting, tetapi pelatihanlah yang menentukan apakah seseorang menjadi baik atau hebat. Apa maksud semua ini?

Dunia kita saat ini adalah dunia "instan" - mie instan, kopi instan, keuntungan instan, kami bahkan ingin menghasilkan pemimpin "instan" dengan menggunakan buku pegangan Manajer Satu Menit.

Faktanya, kita harus menyisihkan banyak waktu untuk menjadi luar biasa dan hebat. Kita ingin menghasilkan pemain sepak bola internasional di negara kita, tetapi kalau kita hanya mengadakan pelatihan sepak bola resmi untuk anak-anak di usia 12 tahun, sementara grup seperti Everton mulai mengembangkan bakat Wayne Rooney sejak usia empat tahun. Dan kita bertanya-tanya mengapa kita tidak memiliki pemain sepak bola yang unggul? Tidak ada jalan pintas untuk menjadi seorang super.

Kita juga bisa menarik kesimpulan yang sama untuk kepemimpinan. Tidak ada yang bisa menjadi pemimpin yang hebat tanpa usaha keras. Untuk menghasilkan seorang pemimpin, kita perlu membekali calon pemimpin dengan pendidikan awal dan pelatihan kepemimpinan sejak dia di sekolah. Mengapa tidak ada klub kepemimpinan khusus di sekolah yang memungkinkan anak-anak kita untuk belajar tentang kepemimpinan?

Beberapa orang percaya bahwa seseorang seharusnya tidak perlu berusaha untuk menjadi hebat dalam sesuatu. Sayangnya itu tidak benar. Untuk menjadi pemimpin yang hebat, seseorang perlu mengintensifkan waktu pelatihannya.

Tapi ada satu masalah: bagaimana seseorang bisa berlatih menjalankan bisnis? Ada banyak aspek dalam bisnis yang dapat dilakukan seseorang untuk meningkatkan kinerja, seperti bagaimana melakukan presentasi, bernegosiasi, menyajikan penilaian, menyajikan laporan keuangan. Bahkan seseorang dapat berlatih dalam mengelola hal-hal terkait di bidang manajemen seperti memberikan umpan balik atas kinerja, menulis laporan dan mempekerjakan karyawan yang tepat.

Nasihat Mokhtar Dahari 

Saya ingat ketika saya masih kecil dan bermain sepak bola di bawah pengawasan Mokhtar Dahari sebagai pelatih saya. Mokhtar adalah pelatih yang ulet, yang selalu mendorong kami melampaui batas kami selama latihan. Suatu hari, saya bertanya kepadanya tentang gol yang dia cetak selama pertandingan melawan Inggris. Dia menjawab: "Saya pikir saya beruntung saat itu." Kemudian dia menoleh padaku dan berkata:

“TETAPI ROSHAN, KAU YANG MENENTUKAN NASIBMU SENDIRI. SEMAKIN BANYAK KAU BERLATIH, SEMAKIN KAU BERUNTUNG, JADI, BERHENTI BERTANYA DAN TERUS BERLATIH!”


Saya mengikut nasihatnya dan tidak lama kemudian saya terpilih menyertai tim negara bagian.

Kesimpulan

Ang Hui Ming, yang bersama-sama saya mendirikan Leaderonomics, pernah berkata:

"KECERDASAN TIDAK TERBATAS PADA BEBERAPA ORANG KHUSUS SAJA."


Pelatihan itu tidak mudah. Jika begitu mudah mencapai sukses besar, prestasi itu bukan lagi sesuatu yang istimewa. Jadi, jika Anda ingin menjadi orang yang cerdas atau brilian, berlatih, berlatih, berlatih. Anda pasti berhasil!
 

Tonton juga video berjduul "Tidak Ada Yang Tak Mungkin: Adon Saptowo, Base Jam"

Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Jadilah Seorang Pemimpin

Alt

Roshan is the Founder and “Kuli” of the Leaderonomics Group of companies. He believes that everyone can be a leader and "make a dent in the universe," in their own special ways. He is featured on TV, radio and numerous publications sharing the Science of Building Leaders and on leadership development. Follow him at www.roshanthiran.com

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Pria Sedang Melihat Dirinya Di Cermin

Lihatlah Diri Anda di Cermin Kepemimpinan

Artikel ini Ditulis Oleh : Manfred F. R. Kets de Vries. Lihatlah Diri Anda di Cermin Kepemimpinan

Jan 15, 2023 4 Min Read

Alt

Menanam Ilmu Kepemimpinan Sedini Mungkin

Adon Saptowo berkisah tentang pandangannya tentang kepemimpinan. Ternyata seorang anak band ini juga mempunyai pandangan menarik tentang kepemimpinan!

Apr 21, 2021 5 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest