Mengapa ada sebagian orang dan organisasi yang lebih inovatif, lebih berpengaruh dan lebih sukses daripada yang lainnya? Padahal jika diamati lebih dalam, ternyata mereka tidak mempunyai dana yang besar, perlengkapan yang hebat, dan sebenarnya kedudukannya cukup rendah, namun anehnya mereka memiliki loyalitas pelanggan dan karyawan yang lebih besar?
Kenyataan ini beberapa tahun yang lalu sempat membingungkan saya, mengapa dan apa rahasianya?
Bukankah dimana saja ada bisnis kecil yang baru beroperasi tampak seperti mencegat raksasa bisnis? Tokoh-tokoh seperti Nelson Mandela, Gandhi dan Sam Walton bukankah pada awalnya terlihat seperti kurcaci saja, namun mereka dapat menundukan lawan yang jauh lebih maju dan tersohor? Kenapa Apple yang dipandang lebih inovatif daripada Samsung namun walaupun Samsung yang lebih banyak dianugerahi penghargaan inovasi?
Sebut saja Mozilla, sebuah organisasi kecil dengan jumlah kurang dari 60 karyawan jauh di bawah jumlah yang dimiliki Microsoft. Namun, produk Firefox mereka jauh lebih unggul daripada IE Microsoft yang memiliki lebih banyak sumber dayanya, kemampuan dan pendanaan.
Pertanyaan saya ini terus bermain dalam pikiran saya hingga saya bertemu dengan Simon Sinek melalui TED Talk. Ternyata, dia juga sedang bergelut dengan isu yang sama dan sedang melakukan penelitian pada kehidupan Martin Luther King dan Wright bersaudara yang notabene tidak mempunyai banyak dana dan keahlian seperti yang ada pada Samuel Langley, namun merekalah yang berhasil memenangkan perang penerbangan dengan mengalahkan segala macam tantangan dan rintangan.
Dari Dalam ke Luar
Apa yang ditemukan Sinek: Bahwa mereka yang berhasil adalah mereka yang berfikir dan bertindak berbanding terbalik dari mereka yang berakhir dengan kekalahan. Dalam konsepnya, Sinek menggunakan tiga kata, yaitu Mengapa, Bagaimana dan Apa. Ketiga kata ini dinamakannya Lingkaran Emas (Golden Circle).
Lingkaran terluar disitu berlabel APA. Bagian lingkaran ini adalah tempat misalnya, Produk perusahaan. Lingkaran tengah adalah BAGAIMANA, yang diisi oleh teknologi yang ada dibalik produk itu sendiri. Kemudian lingkaran ketiga atau lingkaran terdalam diisi oleh MENGAPA atau apa alasan perusahaan membuat produk itu.
Individu-individu yang sukses, semua dimulai dengan MENGAPA diikuti dengan BAGAIMANA dan kemudian diakhiri dengan APA. Sinek menemukan bahwa mereka yang ‘kalah’, bekerja dengan cara yang sebaliknya.
Sinek menambahkan,
“Semua organisasi dapat menjelaskan APA yang mereka lakukan; beberapa dapat menjelaskan BAGAIMANA mereka melakukannya; tetapi tidak banyak yang bisa menjelaskan MENGAPA mereka melakukannya."
Sukses dapat dengan mudah ditiru jika kita mempraktekkan kepemimpinan yang ‘dari dalam ke luar’ bukan ‘dari luar ke dalam’
Model konsep Sinek ini; MENGAPA-BAGAIMANA-APA, sebenarnya berbasiskan biologis. Otak kita terbagi dalam dua bagian, yaitu Neocortex dan Limbic Brain. Neocortex (bagaimana dan apa) bertanggung jawab atas semua pemikiran dan bahasa analitik kita yang rasional sedangkan Limbic Brain, bertanggung jawab atas perasaan, kepercayaan, dan semua perilaku manusia serta pengambilan keputusan tanpa kemampuan bahasa.
Ketika kita berkomunikasi ‘dari dalam ke luar’. Kita sedang berbicara langsung pada bagian otak yang mengendalikan perilaku. Neocortex kemudian akan mengikuti dan merasionalisasi perilaku itu. Namun ketika kita berkomunikasi dari luar, orang mungkin akan memahami banyak informasi yang rumit, tetapi mungkin tidak akan memicu perilaku. Ini sebabnya mengapa Anda dapat memberi seseorang seluruh manfaat dari produk Anda tetapi mereka masih tidak membeli produk Anda, sementara dalam beberapa kasus, (seperti dengan Apple iPhone 4 yang memiliki problem penerimaan jaringan) orang masih berbondong-bondong mendapatkannya.
Baca juga artikel ini dalam bahasa Inggris "“Why How What” Inside-Out Leadership: The Difference Between Winners And Losers"