1. Merenungkan Emosi Diri
Tentunya kamu harus mengenali emosi diri sendiri. Coba pikirkan, apa yang memicu rasa iri atau keserakahan yang tak ada habisnya itu?
Luangkan waktu sejenak untuk merenungkan identitasmu—nilai-nilai yang menjadi panduan tindakanmu dan keyakinan yang membentuk perspektifmu. Memahami motivasi serta keinginan, baik yang terlihat maupun tersembunyi, akan membantumu memahami apa yang mendasari perasaan tersebut.
2. Fokus Hanya pada Hal-hal yang Berarti
Apa yang bisa kamu lakukan untuk merasa lebih baik tentang dirimu sendiri? Sesederhana apapun itu, tidak masalah. Renungkan dengan baik, dan ketahui tujuan yang membuatmu fokus hanya pada hal-hal yang berarti bagimu. Kamu pun tahu, dengan membandingkan diri sendiri dengan orang lain tidak akan membawamu ke mana-mana. Sebaliknya, kamu akan terus merasa tidak puas dan siklus tersebut pun terulang.
3. Upgrade Diri Secara Konsisten
Keserakahan dan iri hati sama miripnya dengan empati dan kepekaan sosial. Saat perasaan negatif itu muncul, ketahui apa yang memicunya. Kendalikan penyakit hati yang hanya menyoroti kekuranganmu. Dengan begitu, kamu akan lebih bijaksana dalam memandang situasi dan menyikapinya.
4. Latih Rasa Syukur dan Tetap Rendah Hati
Cobalah untuk menghargai hal-hal baik yang sudah kamu miliki. Menumbuhkan rasa syukur atas aspek positif dalam hidupmu, baik yang besar maupun kecil, dapat mengurangi keinginan untuk memiliki lebih.
"Orang yang tidak puas dengan kesederhanaan, tidak akan pernah puas dengan apapun." - Epicurus, filsuf Yunani
Lihatlah sekelilingmu, buka pikiran untuk berbagai perspektif, dan alihkan fokus dari persaingan yang tidak penting ke pengembangan diri yang lebih bermakna. Ingatlah, banyak orang yang mungkin mendambakan kehidupan yang sedang kamu jalani sekarang.
5. Rasakan Kebahagiaan dari Membantu Orang Lain
Terlibat dalam kegiatan sosial, seperti menjadi relawan atau membantu orang terdekat, dapat meredakan perasaan tidak puas yang selama ini mengganggu pikiranmu.
Selain itu, kamu juga bisa merasa lebih baik tentang diri sendiri dengan membantu orang lain maju. Dengan tulus mendukung mereka, kamu pun ikut merasakan kebahagiaan dari pencapaian mereka.
6. Berani Minta Bantuan
Jika penyakit hati terasa semakin sulit diatasi, cari dukungan dari psikolog, coach, atau orang lain yang kamu percayai. Mungkin selama ini kamu membutuhkan ruang untuk mencurahkan emosi dan sosok yang dapat memberi perspektif baru.
Pada dasarnya, ini adalah proses yang berkelanjutan. Mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah lama terpatri memang butuh waktu. Saat kamu mulai menerima dirimu apa adanya, di situlah kamu akan menemukan kepuasan sejati.
Baca juga: Luangkan Waktu 20 Menit Sehari untuk Ini, Keajaiban Menanti