Filosofi Carpe Diem: Punya Mimpi, Jangan Ditunda

Dec 06, 2023 6 Min Read
filosofi carpe diem
Sumber:

dari Freepik.com

Mungkin kamu sudah pernah mendengar kisah inspiratif antara seorang nelayan dan pengusaha ini. Suatu hari, ada seorang nelayan yang sedang menikmati harinya di tepi sungai. Datanglah seorang pengusaha kaya yang tampaknya sedang stres.

Pengusaha tersebut menghampiri si nelayan, “Kamu tidak bisa mendapatkan banyak ikan dengan satu joran pancing. Mumpung masih muda, sebaiknya kamu cari pekerjaan lain untuk mendapatkan lebih banyak uang.”

“Untuk apa?” tanya si nelayan.

“Untuk membeli perahu sehingga kamu bisa melaut lebih jauh dan menangkap lebih banyak ikan!”

“Lalu?” jawab si nelayan.

“Nantinya kamu bisa membeli banyak perahu dan membayar orang untuk membantumu bekerja.”

“Memangnya kenapa?” tanya si nelayan kesekian kalinya.

“Masa kamu belum paham? Kamu bisa membangun armada kapal penangkap ikan yang berlayar ke seluruh dunia dan memiliki ratusan karyawan yang akan menangkap ikan untukmu!”

Si nelayan bertanya sekali lagi, “Apa yang akan saya dapatkan dari itu?”

“Kamu bisa menjadi sangat kaya sampai tidak perlu bekerja seperti ini lagi! Enak kan, tinggal bersantai dan menikmati hidup?” sahut si pengusaha.

Si nelayan tersenyum dan berkata, “Lalu, kamu pikir aku ini sedang apa?”

Baca juga: Penderitaan dari Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Filosofi ‘Carpe Diem

Mungkin nelayan tersebut familiar dengan filosofi ‘carpe diem’, yakni frasa dalam bahasa Latin yang artinya ‘petiklah hari’. Kalimat lengkapnya adalah ‘carpe diem, quam minimum credula postero’ yang berarti: ‘petiklah hari dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok’Carpe diem termasuk sebagai moto filosofis tertua dalam sejarah budaya Barat – yang mana pertama kali dicatat lebih dari 2.000 tahun lalu oleh penyair Romawi bernama Horace.

Carpe diem bermaksud agar kamu fokus pada apa yang sedang terjadi saat ini. Nikmati keunikan dan nilai dari setiap momen yang ada dalam hidup, mengingat realita bahwa waktu berjalan dengan cepat dan hidup itu singkat.

Faktanya, carpe diem memiliki keterkaitan dengan frasa Latin lainnya, memento mori, yang berarti ‘ingatlah akan kematianmu’. Sebagaimana disampaikan oleh Shakespeare secara eksplisit, kita semua adalah ‘makanan untuk cacing’. Semua frasa ini menegaskan bahwa hidup kita akan berakhir, maka manfaatkan sebaik mungkin selagi kita masih hidup.

Bagaimana Selama Ini Kamu Memanfaatkan Waktu?

belajar untuk masa depan

dari Freepik.com

Carpe diem memiliki makna yang berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang memaknainya sebagai mencari kedamaian dalam hidup yang sederhana. Bagi yang lainnya, carpe diem berarti memanfaatkan kesempatan yang tidak datang dua kali.

Namun, carpe diem tidak bisa disamakan dengan hedonisme - yakni keyakinan bahwa kesenangan duniawi merupakan tujuan utama dalam hidup. Carpe diem menggunakan masa kini sebagai alat untuk masa depan, sementara para hedonis tidak peduli dengan konsekuensi jangka panjang. Hedonis akan berpikir untuk terus berhura-hura sampai ajal menjemput.

Oleh karena itu, sangat disayangkan bahwa segelintir orang memelintir makna carpe diem menjadi seruan untuk berperilaku konsumtif. Padahal, carpe diem tidak ada sangkut pautnya dengan perilaku konsumen yang terobsesi akan gratifikasi instan.

Penting juga untuk tidak menyamakan carpe diem dengan fatalisme, yaitu pandangan bahwa segala sesuatu dalam hidup telah ditentukan oleh takdir (fatum). Yang saya maksud di sini adalah orang-orang yang hampir tidak pernah memikirkan masa depan karena mereka yakin tidak ada upaya yang bisa merubahnya. Para fatalis menjalani hidup bukan karena untuk mencari kesenangan, tetapi mereka menyerahkan masa depan sepenuhnya pada takdir.

Baca juga: Tips Mengatasi Penundaan (Procrastination) Sesuai Penyebabnya

Fokus Hidup di Saat Ini

Sebagian orang hidup di masa lalu. Bisa dikatakan bahwa mereka terjebak di dalamnya karena terus menyesali apa yang telah terjadi. Sementara itu, yang lain menghabiskan sebagian besar hidup mereka bermimpi dan menyusun skenario tentang masa depan.

Menganggap carpe diem dengan serius bukan berarti kamu melupakan masa lalu atau membiarkan masa depan terjadi begitu saja. Tanyakan saja pada coach atau psikoterapis manapun yang telah menangani berbagai macam klien. Mereka akan mengatakan bahwa gagasan tersebut sempit dan kurang akurat. Nyatanya, baik masa lalu maupun masa depan mempunyai pengaruh yang signifikan.

Sebaliknya, carpe diem adalah tentang memberikan perhatian yang lebih besar pada masa kini. Meskipun masa lalu dan masa depan akan mempengaruhi kamu, hal-hal tersebut tidak seharusnya mengendalikanmu.

Jangan Sampai Hidup dengan Banyak Penyesalan

menikmati hidup

dari Freepik.com

Carpe diem menyarankan agar kamu memanfaatkan waktu yang terbatas dengan sebaik mungkin. Apapun yang ingin kamu lakukan dalam hidup, lakukanlah sekarang. Berhenti menunda-nunda kehidupanmu. Jika ada hal yang selama ini kamu impikan dan kamu memiliki peluang untuk mewujudkannya, maka kejarlah dengan kesadaran penuh akan nilai saat ini. Pandangan seperti ini akan membuatmu tidak terbatasi dengan perasaan emosional seperti rasa sedih, marah, atau takut terhadap masa lalu atau masa depan.

Gagasan carpe diem mendapat perhatian yang luar biasa dalam budaya populer. Contohnya, film Dead Poets Society yang dimainkan oleh aktor Robin Williams sebagai guru bahasa Inggris yang progresif mendorong anak didiknya untuk melepaskan diri dari norma hidup dan menjalani hidup tanpa penyesalan. Guru tersebut berkata, “Carpe diemSeize the day, boys. Make your lives extraordinary.” Film ini mengajarkan kita bahwa setiap orang bisa memiliki kehidupan yang istimewa. 

Suatu hari nanti, waktumu akan habis. Bagaimana jika nanti kamu mendapati hanya ada sedikit hal yang menyenangkan dalam hidupmu? Belajarlah untuk menikmati hidup apa adanya, diiringi dengan penetapan tujuan agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari.

Dengan demikian, carpe diem menciptakan ruang bagi diri untuk berefleksi. Inilah cara untuk menentukan apa yang benar-benar penting bagi kamu. Kegiatan apa yang membuatmu bahagia? Apa yang memberikanmu energi dan semangat? Apa yang harus kamu berhenti lakukan?

Baca juga: Apa Makna Bekerja Bagi Anda?

Nikmati Hidup dengan Caramu Sendiri

Memiliki orientasi carpe diem dalam hidup juga bermanfaat bagi hubunganmu dengan orang lain. Muncullah sense of belonging dalam diri atau rasa memiliki seseorang saat menjadi bagian dari suatu kelompok. Dengan keinginan yang lebih besar untuk hidup, kamu pun akan merasakan lebih banyak kegembiraan dalam hidup.

Carpe diem bukan tentang menjadi individu yang egois. Kehidupan carpe diem memberikan kamu kesempatan untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa hidup itu lebih dari sekedar memiliki pekerjaan yang sukses, memiliki rumah yang megah, atau mengendarai mobil mewah. Sebaliknya, kamu menjalani hidup penuh makna dengan bijak. 

Saya sangat menyarankan untuk menerapkan carpe diem versimu. Nyatanya, hanya kamulah yang dapat membuat hidup menjadi indah dan begitu menginspirasi untuk dijalani. Seperti yang dikatakan filsuf Søren Kierkegaard, “Hal tertinggi dan terindah dalam hidup bukanlah untuk didengar, dibaca, atau dilihat – melainkan untuk dijalani.”

Share artikel ini

Kepribadian

manfred_kets_de_vries_7192b3_0cbe020c10.jpeg

Manfred F. R. Kets de Vries adalah akademisi manajemen, psikoanalisis, konsultan, dan profesor bidang ilmu Pengembangan Kepemimpinan dan Perubahan Organisasi di INSEAD.

Mungkin Anda Juga Menyukai

istockphoto-916159418-612x612.jpg

Bagaimana Jika Ketidakbahagiaan Mengandung Rahasia Kebahagiaan?

Artikel ini ditulis oleh : Maarten Van Doorn. Bagaimana Jika Ketidakbahagiaan Mengandung Rahasia Kebahagiaan?

Feb 22, 2023 5 Min Read

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest