Faktanya, penyakit yang paling umum dialami di tempat kerja adalah stres dan depresi. Apa yang bisa menyembuhkannya? Ya, menjadi seorang relawan!
Menjadi seorang relawan terbukti efektif memerangi depresi. Ketika kita menjadi relawan, tubuh kita menghasilkan oksitosin yang melawan hormon stres penyebab depresi, seperti kortisol dan epinefrin.
Faktor risiko utama dari depresi adalah isolasi sosial. Menjadi relawan membuat Anda tetap berinteraksi secara teratur dengan orang lain dan memungkinkan Anda untuk terlindungi dari stres dan depresi di masa-masa sulit.
“Orang-orang yang terlibat secara sosial akan memiliki kualitas hidup dan kelangsungan hidup yang lebih baik,” tegas Dr. Gary Kennedy.
Bahkan, karyawan yang terlibat dalam kesukarelawanan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dari pada mereka yang tidak. Berbuat baik untuk orang lain dan masyarakat nyatanya memberikan rasa pencapaian dan tujuan yang alami.
Akibatnya, Anda akan merasa lebih baik tentang diri sendiri. Selain itu, Anda bisa berpandangan positif tentang hidup lebih besar dan bekerja jauh lebih baik di tempat kerja.
Tetapi, manfaat paling penting dari kesukarelawanan bagi organisasi adalah cara yang terbukti untuk mengembangkan pemimpin.
Beberapa tahun yang lalu, saya memimpin organisasi relawan di perusahaan General Electric (GE) dan mengamati banyak karier yang dikembangkan melalui kesukarelawanan. Salah satu kasus tersebut adalah Sheela Chandran, yang semula merupakan seorang asisten administrasi lalu dipromosikan menjadi Regional Lead. Sebagai sekretaris, Sheela terlibat dalam pengorganisasian kegiatan sukarela untuk semua orang di kantor. Sheela belajar mengajak dan memobilisasi orang untuk ikut serta membantunya dalam kegiatan kesukarelawanan.
Baca juga: Bagaimana Kepribadian Mempengaruhi Nilai dan Kesejahteraan
Sheela mengatur keseluruhan program relawan tersebut. Ia kemudian terlatih menjadi seorang pemimpin dari pengalamannya menjadi seorang relawan. Karena pencapaiannya, Sheela kemudian dipromosikan.
Pengalaman sukarelawan juga dapat membantu Anda membangun keterampilan yang sudah Anda miliki dan menggunakannya untuk memajukan karier Anda. Sama seperti Sheela, yang mana pencapaiannya diapresiasi oleh para pimpinan.
Pemimpin PSDM harus memanfaatkan kesukarelawanan sebagai alat pengembangan kepemimpinan. Dalam banyak kasus, terutama bagi kaum muda, tidak banyak peran kepemimpinan yang tersedia di tempat kerja Anda untuk berlatih menjadi seorang pemimpin. Kesukarelaan memberikan kaum muda Anda kesempatan untuk mempraktikkan kepemimpinan.
Fakta penelitian lain yang menarik: 90% dari pemimpin perusahaan yang sukses terlibat dalam beberapa bentuk pekerjaan masyarakat ketika mereka masih muda, sehingga memungkinkan mereka untuk mempraktikkan kepemimpinan pada usia dini. Namun, banyak dari para pemimpin tersebut lupa bahwa sarana ini juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan karyawan mereka.
Jadi, mengapa organisasi tidak menuai manfaat dari kesukarelawanan dengan cara yang lebih besar?
Bagian dari masalah ini adalah persepsi bahwa sukarelawan membutuhkan banyak waktu. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa Anda hanya perlu menginvestasikan dua hingga tiga jam dalam seminggu untuk memperoleh manfaat kesehatan mental dan fisik seorang relawan.
Kesimpulan
Kesukarelawanan mampu menjadi perekat yang menyatukan komunitas, termasuk organisasi Anda. Ada banyak peluang dari bisnis yang melibatkan tenaga kerja mereka untuk menjadi relawan secara teratur.
Penelitian pun menunjukkan keuntungan lain dari seorang relawan, yaitu kemampuan untuk mendapatkan kencan. Yang mengejutkan, wanita menilai altruisme sebagai salah satu kriteria yang diinginkan dalam diri pasangannya.
Jadi, jangan lagi segan untuk menjadi seorang relawan. Jika Anda tidak tahu harus mulai dari mana, kunjungi www.dogoodvolunteer.com dan mulailah perjalanan Anda ke kehidupan yang lebih baik.
Baca juga: Layak Bersenang-Senang di Tempat Kerja
Tonton juga "Tips Menemukan dan Menjalankan Tujuan Hidup Kamu!"