Wah, Jadi Relawan Dapat Atasi Stres dan Depresi!

Nov 18, 2021 3 Min Read
volunteer
Sumber:Rodnae Production dari pexels.com

Dua tahun yang lalu, saya menyaksikan salah satu impian saya terkabulkan. Akhirnya, setelah perjuangan panjang lahirlah portal relawan kami bernama Do Good Volunteer.

Portal relawan ini cocok untuk orang-orang seperti saya dan Anda, yang berkeinginan untuk membantu dan menjadi relawan tetapi tidak tahu harus ke mana mencari peluang tersebut.

Selama bertahun-tahun, saya ingin melihat "koneksi" ini terjadi. Pada akhirnya, tim kami di Leaderonomics dengan bantuan dari tim Majalah The Star telah berhasil merealisasikan portal ajaib ini.

Namun, mengapa hal ini sangat penting bagi saya dan tim saya di Leaderonomics? 

Pada dasarnya, kesukarelawanan adalah bagaimana bangsa kita dapat berubah. Lebih dari itu, kesukarelawanan adalah senjata rahasia yang jarang dimanfaatkan oleh individu dan perusahaan untuk membawa organisasi Anda ke tingkat yang lebih tinggi. Kok bisa?

Baca juga: Bahagia Dapat Meningkatkan Performa dan Pencapaian


Menjadi relawan itu menyehatkan

Alt

Sumber: Puwadon Sangngern dari pexels.com

Karena alasan tertentu, banyak perusahaan menyatukan bidang kesukarelawanan dan CSR (corporate social responsibility). Sebagian besar pemimpin bisnis melihatnya sebagai kegiatan yang terkadang perlu dilakukan oleh organisasi. Bagi PSDM, biasanya ada masalah yang lebih mendesak, seperti memastikan performa karyawan tetap baik dan mengupayakan mereka untuk mengembangkan kemampuan baru.

Dengan demikian, kesukarelawanan dianggap sebagai sesuatu yang kurang penting. Apa yang sebagian besar pemimpin gagal pahami adalah bahwa kesukarelawanan memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya. Dan itu gratis.

Kami tahu menjadi relawan itu baik untuk jiwa Anda. Tapi, tahukah Anda bahwa menjadi relawan mampu mendorong produktivitas dalam organisasi? Riset menunjukkan bahwa relawan nyatanya hidup lebih lama dan memiliki tingkat penyakit yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak, berapapun usianya.

Penelitian dari Mayo Clinic dan University of California menyimpulkan bahwa ada manfaat kesehatan yang signifikan dari menjadi relawan, yaitu tingkat kematian yang lebih rendah. Senada dengan hal tersebut, penelitian lain menyimpulkan bahwa pensiunan yang berumur lebih dari 65 tahun dan terlibat dalam kegiatan kesukarelawanan memiliki kurang dari setengah risiko kematian dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang tidak menjadi sukarelawan.

“Kami menemukan bahwa menjadi relawan merupakan faktor dalam penurunan angka kematian di kalangan pensiunan,” tulis para peneliti. "Ya, sukarelawan hidup lebih lama", ujar Dr. Gary Kennedy, salah satu dokter yang memimpin penelitian lain di San Francisco.

Dalam penelitian lain, orang-orang dengan penyakit kronis tetapi sukarela menjadi konselor menemukan bahwa penyakit jantung, kecacatan, nyeri kronis, dan perasaan depresi yang dialaminya berkurang setelah terlibat aktif dalam kegiatan kesukarelawanan.

Sebuah studi dari Duke University menemukan bahwa relawan yang menderita penyakit jantung melaporkan penurunan depresi dan keputusasaan--dua faktor yang telah dikaitkan dengan kematian pada pasien penyakit arteri post-koroner.

Baca juga: Pentingnya Memahami Emosi dan Perasaan Anda


Memerangi depresi

Alt

Sumber: Mikhail Nilov dari pexels.com

Faktanya, penyakit yang paling umum dialami di tempat kerja adalah stres dan depresi. Apa yang bisa menyembuhkannya? Ya, menjadi seorang relawan!

Menjadi seorang relawan terbukti efektif memerangi depresi. Ketika kita menjadi relawan, tubuh kita menghasilkan oksitosin yang melawan hormon stres penyebab depresi, seperti kortisol dan epinefrin.

Faktor risiko utama dari depresi adalah isolasi sosial. Menjadi relawan membuat Anda tetap berinteraksi secara teratur dengan orang lain dan memungkinkan Anda untuk terlindungi dari stres dan depresi di masa-masa sulit.

“Orang-orang yang terlibat secara sosial akan memiliki kualitas hidup dan kelangsungan hidup yang lebih baik,” tegas Dr. Gary Kennedy.


Bahkan, karyawan yang terlibat dalam kesukarelawanan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dari pada mereka yang tidak. Berbuat baik untuk orang lain dan masyarakat nyatanya memberikan rasa pencapaian dan tujuan yang alami. 

Akibatnya, Anda akan merasa lebih baik tentang diri sendiri. Selain itu, Anda bisa berpandangan positif tentang hidup lebih besar dan bekerja jauh lebih baik di tempat kerja. 

Tetapi, manfaat paling penting dari kesukarelawanan bagi organisasi adalah cara yang terbukti untuk mengembangkan pemimpin.

Beberapa tahun yang lalu, saya memimpin organisasi relawan di perusahaan General Electric (GE) dan mengamati banyak karier yang dikembangkan melalui kesukarelawanan. Salah satu kasus tersebut adalah Sheela Chandran, yang semula merupakan seorang asisten administrasi lalu dipromosikan menjadi Regional Lead. Sebagai sekretaris, Sheela terlibat dalam pengorganisasian kegiatan sukarela untuk semua orang di kantor. Sheela belajar mengajak dan memobilisasi orang untuk ikut serta membantunya dalam kegiatan kesukarelawanan.

Baca juga: Bagaimana Kepribadian Mempengaruhi Nilai dan Kesejahteraan


Sheela mengatur keseluruhan program relawan tersebut. Ia kemudian terlatih menjadi seorang pemimpin dari pengalamannya menjadi seorang relawan. Karena pencapaiannya, Sheela kemudian dipromosikan.

Pengalaman sukarelawan juga dapat membantu Anda membangun keterampilan yang sudah Anda miliki dan menggunakannya untuk memajukan karier Anda. Sama seperti Sheela, yang mana pencapaiannya diapresiasi oleh para pimpinan. 

Pemimpin PSDM harus memanfaatkan kesukarelawanan sebagai alat pengembangan kepemimpinan. Dalam banyak kasus, terutama bagi kaum muda, tidak banyak peran kepemimpinan yang tersedia di tempat kerja Anda untuk berlatih menjadi seorang pemimpin. Kesukarelaan memberikan kaum muda Anda kesempatan untuk mempraktikkan kepemimpinan.

Fakta penelitian lain yang menarik: 90% dari pemimpin perusahaan yang sukses terlibat dalam beberapa bentuk pekerjaan masyarakat ketika mereka masih muda, sehingga memungkinkan mereka untuk mempraktikkan kepemimpinan pada usia dini. Namun, banyak dari para pemimpin tersebut lupa bahwa sarana ini juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan karyawan mereka.

Jadi, mengapa organisasi tidak menuai manfaat dari kesukarelawanan dengan cara yang lebih besar? 

Bagian dari masalah ini adalah persepsi bahwa sukarelawan membutuhkan banyak waktu. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa Anda hanya perlu menginvestasikan dua hingga tiga jam dalam seminggu untuk memperoleh manfaat kesehatan mental dan fisik seorang relawan. 

Kesimpulan

Kesukarelawanan mampu menjadi perekat yang menyatukan komunitas, termasuk organisasi Anda. Ada banyak peluang dari bisnis yang melibatkan tenaga kerja mereka untuk menjadi relawan secara teratur.

Penelitian pun menunjukkan keuntungan lain dari seorang relawan, yaitu kemampuan untuk mendapatkan kencan. Yang mengejutkan, wanita menilai altruisme sebagai salah satu kriteria yang diinginkan dalam diri pasangannya. 

Jadi, jangan lagi segan untuk menjadi seorang relawan. Jika Anda tidak tahu harus mulai dari mana, kunjungi www.dogoodvolunteer.com dan mulailah perjalanan Anda ke kehidupan yang lebih baik.

Baca juga: Layak Bersenang-Senang di Tempat Kerja


Tonton juga "Tips Menemukan dan Menjalankan Tujuan Hidup Kamu!"


Share artikel ini

Kepribadian

Tags: Sifat Positif

Alt

Roshan is the Founder and “Kuli” of the Leaderonomics Group of companies. He believes that everyone can be a leader and "make a dent in the universe," in their own special ways. He is featured on TV, radio and numerous publications sharing the Science of Building Leaders and on leadership development. Follow him at www.roshanthiran.com

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Bagaimana Kepuasan Tertunda Bisa Menjadi Kunci Kesuksesan Anda

Bagaimana Kepuasan Tertunda Bisa Menjadi Kunci Kesuksesan

Disiplin adalah konsep yang disadari setiap orang, tetapi hanya sedikit yang benar-benar mengerti. Padahal, orang-orang yang paling sukses dalam hidup adalah mereka yang menerapkan kedisiplinan setiap hari.

May 24, 2021 1 Min Read

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest