Pelajaran Kepemimpinan Dari Sinterklas Yang Asli

OlehADMIN
Dec 14, 2021 3 Min Read
Nicholas
Pemberi dari setiap hadiah yang baik dan sempurna telah memanggil kita untuk meniru pemberian-Nya, dengan kasih karunia, melalui iman, dan ini bukan dari diri kita sendiri. 

– St. Nicholas of Myra


Beberapa minggu yang lalu, salah satu asisten editor kita, Prethiba Esvary, mengingatkan saya bahwa saya harus menulis sesuatu tentang pentingnya sejarah dan harus mempunyai ‘rasa’ Natal juga. Sepanjang 2017, saya sudah menulis tentang karakter hebat dari sejarah dan bagaimana saya mempelajari banyak pelajaran dari mereka.

Ini termasuk aktivis hak sipil, Rosa Parks, filsuf Socrates, dan banyak lainnya termasuk Isaac Newton, Benjamin Franklin, dan yang baru-baru ini Niccolo Machiavelli. Saya menggaruk kepala saya bertanya-tanya siapa yang bisa saya pelajari dari musim Natal ini. Saya mulai mengingat tentang begitu banyak berkat yang saya terima dari berbagai orang. Mereka telah memberikan banyak hal untuk memberkati saya dan banyak orang lain.


Pengingat Waktu

Ini adalah waktu spesial yang mengingatkan kita untuk hidup dengan nasib baik yang Anda terima, dan membagikan niat baik pada semua orang yang Anda temui - terutama orang-orang yang kurang beruntung daripada kita. Kita menyadari seberapa diberkatinya kita dibandingkan orang lain, dan saat waktu Natal kita diundang untuk memberikan beberapa berkat kita dalam semangat kepedulian dan kemanusiaan.

Pepatah lama berkata, “Di sana tetapi untuk Anugerah Tuhan saya pergi “ menyerukan kepada kita untuk beramal, dalam pengakuan bahwa kita bisa dengan mudah berada diantara orang yang membutuhkan yang kita cari untuk kita bantu. Saat saya merenungkan hal ini, saya langsung tau dari siapa kita bisa belajar. Mungkin tidak ada contoh yang lebih baik daripada kehidupan amal dari Nicholas of Myra - seorang pria yang kemudian disucikan karena pemberiannya akan terus mengilhami tradisi Natal yang abadi.

Sebagai seorang pemuda, semangat dalam memberi bersinar terang dalam diri Nicholas (270-343) yang mewariskan sejumlah uang yang cukup banyak setelah kematian orang tuanya yang kaya. Warisannya digunakan untuk membantu yang miskin dan sakit di Myra (saat ini adalah Demre, Turki), sebagai pemuda Kristiani yang hidup sesuai dengan kata-kata Yesus yang berkata: “Jual apa yang Anda miliki dan berikan uang kepada yang miskin.”

Kekuatan Dari Memberi

Ada banyak cerita tentang Nicholas yang dikenal dengan kebaikan hatinya dan bantuannya. Cerita yang paling terkenal, dimana menginspirasi sebuah tradisi saling memberi saat Natal, menceritakan kemiskinan dari seorang ayah duda dengan tiga anak perempuannya. Keluarga itu miskin sampai ayahnya hampir menjual anak perempuannya pada prostitusi.

Setelah mengetahui tentang kisah sengsara dari keluarga itu, Nicholas melempar sebuah tas yang berisi koin emas melalui jendela mereka selama 3 malam berturut-turut. Legenda inilah yang selanjutnya menjadi tradisi tahunan saling memberi saat Natal, terutama pada anak-anak, dimana Nicholas adalah santo pelindungnya.
Reid Hoffman, salah satu pendiri dari LinkedIn pernah berkata, “Jika Anda telah mengatur untuk membantu orang lain, Anda akan memperkuat reputasi Anda dan memperluas alam semesta kemungkinan Anda.” Inilah apa yang terjadi pada Nicholas. Semakin banyak dia memberi, semakin kuat reputasinya, meskipun biasanya dia memberi secara diam-diam.

Pada tahun 1823, seorang penulis asal Amerika, Clement Clarke Moore menulis puisinya yang terkenal, ‘A Visit from St.Nicholas’ , dimana dia mendeskripsikan orang suci yang murah hati itu sebagai seorang pria yang ceria yang meninggalkan hadiah untuk anak-anak, berkelana dengan kereta luncur yang ditarik oleh rusa terbang.

Melihat kehidupan dari Nicholas - yang diangkat menjadi uskup di usianya yang muda yaitu usia 30 tahun - jelas terlihat bagaimana kekuatan dari memberi menyentuh kita semua dalam tahap yang dalam dan kita semua bisa terinspirasi dengan perbedaan yang bisa dibuat ketika kita memilih untuk menjadi dermawan dengan sumberdaya dan waktu kita. 

Mungkin tidak ada kualitas kepemimpinan yang lebih baik daripada memberi, karena segalanya berkembang ketika kita membantu orang lain dengan pola pikir rendah hati dan berterima kasih.

Baca juga! Pelajaran Kepemimpinan Dari Martin Luther King Jr.

Alt
Pronoia

Orang-orang yang memberikan waktu, energi dan diri mereka sendiri umumnya disebut “beruntung”. Hal-hal baik tampaknya jatuh “untungnya” kepada mereka. Namun, ini bukan keberuntungan. Ketika kita memberi kepada orang lain, orang lain cenderung memperhatikan kita. 

Seorang sosiologis Fred Goldner menyebutnya sebagai kebalikan dari paranoia - dia menyebutnya dengan pronoia. Pronoia adalah kepercayaan bahwa “orang lain yang sedang merencanakan kesejahteraan Anda, atau mengatakan hal baik tentang Anda dibelakang Anda.” Ketika Anda memberi, hal ini menjadi fakta. Orang-orang memang berkata hal baik tentang Anda di belakang Anda. Sebagai pemimpin, Anda perlu untuk secara rutin memberi. Semakin banyak Anda memberi, semakin orang-orang kita merasa menerima dan pronoia.

Dalam alkitab, kita membaca, “Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Tuhan. Tetapi jika kita mencintai satu sama lain, Tuhan hidup diantara kita, dan kasih sayang-Nya dibawa sepenuhnya dalam diri kita.” Ketika kita menerapkan kualitas dari memberi, kita mengeluarkan yang terbaik dari diri kita sendiri dan dalam orang lain serta membangun hubungan kepercayaan, koneksi, dan solidaritas. 

Dalam memberi kepada orang lain, kita tidak hanya membantu dalam meringankan masalah mereka, tetapi kita juga menunjukkan kepada mereka kebaikan dan pengakuan bahwa mereka jauh melebihi keadaan mereka. Dilakukan dengan semangat yang benar, memberi dapat mengubah hidup dan membangun komunitas kasih sayang.

Pemimpin Menciptakan Gerakan

Ketika Nicholas melempar koin emas ke dalam rumah orang yang ayahnya hampir menjual anak perempuannya ke prostitusi, dia memulai ritual untuk memberi. Hanya satu pemberi sudah cukup untuk menginspirasi sebuah tradisi memberi saat Natal. Pemimpin yang hebat selalu mulai sebagai pemberi yang pertama. Setelah mereka memberi, orang lain menjadi terinspirasi dengan pemberiannya dan juga mengikutinya. Sebuah gerakan yang diperlukan.

Nyatanya, dalam kepemimpinan itu sendiri adalah tentang memberi. Menjadi pemimpin yang baik dan berprinsip adalah tugas tanpa pamrih. Ada banyak rasa sakit dan pengorbanan yang tidak terlihat. Pemimpin yang hebat harus mendahulukan kepentingan organisasi dan orang-orang didalamnya diatas kepentingan mereka sendiri.
Banyak pemimpin yang lupa tentang pentingnya memberi dalam hidup mereka. Momen ketika mereka berhenti memberi, mereka kehilangan kemampuan mereka untuk menjadi pemimpin yang hebat. Nicholas mengingatkan kita lagi sebagai seorang pemimpin, kita perlu untuk menjadi yang terdepan dalam memberi.

Mungkin Anda tertarik membaca ini! Pelajaran Hidup Berkualitas Dari Paman Iroh

Akhirnya

Saat kita melihat kedepan, kita dapat melakukan beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan kita dengan secara aktif mencari cara untuk membantu orang, menginspirasi, memotivasi dan menguatkan mereka untuk menjadi yang terbaik dan, secara giliran, didorong untuk membayarnya kedepan.

Ini adalah sesuatu yang penting dari orang suci Kristiani yang terkasih, yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk hidup sebagai contoh yang kuat untuk mengangkat orang lain dimana saja dan tetap rendah hati dalam mensyukuri anugerah yang terus kita terima dalam hidup kita.

Peninggalan dari Santo Nicholas mendorong kita semua untuk membiarkan kebaikan kita bersinar, dan memanggil kita untuk mengingat bahwa akan selalu ada kesempatan untuk membantu orang-orang disekitar kita, apapun yang mereka perlukan.

Meskipun ceritanya paling dirayakan menjelang akhir tahun, kemurahan hati adalah kualitas yang kita sebagai pemimpin perlu lakukan sepanjang tahun, tidak peduli kita dimana dan sedang apa. Harapan terbaik bagi Anda untuk Natal yang diberkati dan semoga 2018 menjadi tahun yang indah untuk memberi.

Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Jadilah Seorang Pemimpin

Alt
Artikel ini ditulis oleh editor kami

Mungkin Anda Juga Menyukai

Pria Di Atas Bukit Dengan Memegang Teropong

Apakah Anda Pemimpin yang Siap Masa Depan?

Artikel ditulis oleh : Michelle Gibbings. Apakah Anda Pemimpin yang Siap Masa Depan?

Nov 11, 2022 4 Min Read

Leadernomics Indonesia

Kepemimpinan Yang Seimbang

May 22, 2023 25 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest