Burnout: Bahaya yang Sulit Diakui

Nov 08, 2024 4 Min Read
kerja lembur
Sumber:

Creativeart dari Freepik.com

Dalam dunia kerja yang menuntut semakin cepat dan agile, role di dunia digital seperti Product Manager (seperti latar belakang saya), di mana tanggung jawabnya beragam dan tuntutan sangat tinggi, tidak jarang para profesional mengalami hal yang dinamakan "burnout".

Sebagai seorang leader produk digital, saya berada di garis depan untuk mendorong inovasi, mengelola inisiatif yang kompleks, memastikan operasional, dan juga mengelola para stakeholder. Namun, belakangan ini (2-3 bulan terakhir-red), terkadang saya merasakan penurunan semangat, rasanya kerja lebih lama tapi hasilnya kok tidak lebih banyak, biasanya saya cukup aktif menyuarakan ide dan pendapat tapi sekarang kok "ya udahlah biarin aja", biasanya saya optimis tapi kok sekarang rasanya lebih banyak skeptis, fisik dan kesehatan baik tapi kok rasanya tidak fit, dan bahkan munculnya sikap negatif terhadap pekerjaan seperti merasa begini merasa begitu.

Wait. Ada yang salah dengan diri saya.

Mau cerita? Ah, nanti dicap leader banyak ngeluh.

Minta tolong? Ah, nanti dianggap leader tidak kompeten.

Mau rehat dulu? Ah, nanti dianggap tidak mencontohkan kerja keras.

See? Semua respon dari diri saya sendiri malah menunjukan ada yang salah dengan diri saya saat ini. Semakin saya teruskan, maka saya yakin dampaknya akan semakin tidak baik.

Cukup lama saya ingin menulis tentang ini, sampai akhirnya hari ini menemukan motivasi bahwa ini harus saya bagikan. Ya, saya menyadari ini adalah tanda-tanda saya harus 'istirahat' dulu sejenak. Mengumpulkan lagi energi, motivasi, tujuan, dan memulihkan kesehatan saya. Mudah-mudahan ini juga bisa membantu dan menginspirasi rekan-rekan yang memiliki tanda-tanda burnout tapi tidak berani mengakui. Mengakui bahwa saya membutuhkan istirahat, saya membutuhkan pertolongan, saya membutuhkan tempat curhat. Mengakui, saya tidak seperti orang hebat lainnya.

Baca juga: Apa Makna Bekerja Bagi Anda?

Apa itu Burnout?

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tanda-tanda burnout, dampaknya terhadap kesejahteraan dan produktivitas Anda, serta memberikan strategi praktis untuk mengatasi masalah ini.

Mengenali Tanda-tanda Burnout

Burnout ditandai dengan keadaan kelelahan emosional, mental, dan fisik akibat stres kronis yang berhubungan dengan pekerjaan. Tekanan untuk memenuhi batas waktu, menangani berbagai pihak terkait, dan memberikan hasil yang sukses dapat mempengaruhi kesejahteraan Anda secara keseluruhan. Tanda-tanda umum burnout meliputi kelelahan yang konstan, kehilangan motivasi, sikap sinis, penurunan produktivitas, dan pandangan negatif terhadap pekerjaan.

Memahami Dampak Burnout

Mengabaikan tanda-tanda awal burnout dapat berdampak buruk pada kehidupan pribadi dan profesional Anda. Kinerja pekerjaan Anda mungkin terganggu, yang berujung pada penurunan kualitas kerja dan hubungan yang tegang dengan rekan kerja. Selain itu, burnout dapat berdampak pada kesehatan mental Anda, menyebabkan rasa cemas, depresi, dan penurunan rasa pencapaian. Penting untuk mengatasi masalah ini secara proaktif guna mencegah kerusakan yang lebih parah.

Baca juga: Luangkan Waktu 20 Menit Sehari untuk Ini, Keajaiban Menanti

Strategi untuk Mengatasi Burnout

Alt

diana.grytsku dari Freepik.com

1. Perawatan Diri

Utamakan perawatan diri dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Tetapkan batasan, lakukan aktivitas yang membawa kebahagiaan di luar pekerjaan, dan praktikkan teknik pengelolaan stres seperti olahraga, meditasi, atau hobi.

2. Cari Dukungan

Jangan ragu untuk mencari dukungan dari tim Anda, atasan, atau mentor yang dipercaya. Bahas keprihatinan Anda, beban kerja, dan eksplorasi solusi bersama. Kolaborasi dan komunikasi terbuka dapat mengurangi stres dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung.

3. Membagi Tugas 

Bagi tugas yang menekan menjadi langkah-langkah kecil yang dapat dikelola. Prioritaskan tugas-tugas tersebut, delegasikan jika memungkinkan, dan rayakan pencapaian di sepanjang jalan. Pendekatan ini dapat membantu mengambil kembali kontrol dan mencegah perasaan terus-menerus tertekan.

4. Temukan Tujuan dan Makna

Hubungkan kembali dengan nilai inti yang membuat Anda tertarik pada pekerjaan anda saat ini. Renungkan dampak positif yang Anda berikan melalui pekerjaan Anda dan cari peluang untuk menyelaraskan tugas-tugas Anda dengan passion Anda. Menemukan kembali tujuan dapat membangkitkan kembali semangat Anda.

5. Merangkul Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pertimbangkan untuk menginvestasikan waktu dalam pengembangan profesional dan peningkatan keterampilan. Menghadiri workshop, konferensi, atau mengejar pendidikan lebih lanjut dapat memperluas pengetahuan Anda dan memberikan sudut pandang baru. Terlibat dalam pembelajaran berkelanjutan tidak hanya meningkatkan keahlian Anda, tetapi juga menjaga motivasi dan inspirasi Anda.

Baca juga: Cara Efektif untuk Mengawali Hari dengan Tepat

Kesimpulan

Sebagai seorang lead product manager, burnout itu wajar, mengingat sifat pekerjaan yang menuntut. Efek dan dampaknya akan berbeda-beda, jangan samakan diri kita dengan orang lain. Mengenali tanda-tanda, memahami dampaknya, dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi burnout adalah langkah penting untuk kesejahteraan dan kesuksesan jangka panjang Anda. Dengan menerapkan strategi di atas, Anda dapat mengembalikan semangat Anda, membentuk pola pikir yang positif, dan berkembang dalam karier Anda sekali lagi. Ingatlah, mengutamakan kesejahteraan Anda sangat penting tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keberhasilan tim Anda dan produk yang Anda pimpin.

Artikel ini diterbitkan dari akun LinkedIn milik Jimmy Karisma Ramadhan.

Share artikel ini

Kepribadian

Tags: Konsultasi

Alt

Jimmy Karisma Ramadhan adalah CEO GovTech Procurement dan PaDi UMKM, dua platform yang bertujuan untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Berbekal pengalaman yang kuat di bidang teknologi dan strategi bisnis, Jimmy memimpin kedua inisiatif ini dengan visi untuk menjembatani proses pengadaan pemerintah dengan dunia digital, sambil memastikan transparansi, efisiensi, dan akses yang lebih mudah bagi semua pihak.

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

introvert dan ekstrovert

Otak Introvert dan Ekstrovert, Apa Bedanya?

Oleh Heru Wiryanto. Sering kali banyak yang salah kaprah mengenai konsep introvert dan ekstrovert. Lantas, apa yang membedakan keduanya dari sudut pandang neurobehavior?

Jun 05, 2024 3 Min Read

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest