Salah satu hal tersulit yang saya pelajari selama bertahun-tahun adalah kesabaran.
Jika Anda mengenal saya, Anda mungkin menganggukkan kepala Anda sekarang. Anda mungkin melihat saya sebagai salah satu dari mereka yang ingin segalanya berjalan serba cepat dan lebih baik. Ketika tidak seperti demikian, saya menjadi frustasi, cemas, dan bahkan kesal.
Kurangnya kesabaran saya dapat diarahkan secara internal atau eksternal. Saya bertanya-tanya tentang orang lain: Mengapa mereka tidak merasakan urgensi yang sama seperti saya? Mengapa mereka tidak melihat seberapa menakjubkan visi saya?
Seperti yang mungkin Anda duga, saya tidak lahir dengan gen kesabaran.
Saat saya berusia 19 tahun, saya perlu ke luar negeri untuk menghadiri kebaktian gereja. Sebelum saya pergi, salah satu pemimpin jemaat menawarkan diri untuk memberkati saya lalu bertanya: “Apakah Anda ada hal khusus yang ingin saya berkati?” Saya berkata, "Ya, bisakah Anda memberkati saya dengan kesabaran?" Dia tersenyum dan berkata, "Oh, kamu menginginkannya sekarang, kan?"
Kami semua tertawa, dan momen itu membuat saya terus belajar hingga detik ini. Kesabaran dipelajari dari waktu ke waktu. Kita tidak bisa sabar begitu saja karena kita perlu mempelajari dan memperolehnya seiring waktu berjalan. Sungguh kesabaran adalah hadiah yang indah jika kita bisa menunggunya dengan sabar.
Baca juga: Kata Michelle Obamata Tentang yang Membedakan Orang Sukses
Kita memahami hal ini dengan anak-anak kita. Kita mengerti bahwa mereka butuh waktu untuk belajar berjalan dan berbicara (dan ketika mereka telah menguasainya, kita menyuruh mereka untuk duduk dan diam). Anak-anak butuh waktu untuk memahami perasaan mereka sendiri dan beranjak dewasa. Lalu kita memasuki dunia kerja, dan lupa bahwa semua orang membutuhkan waktu untuk diri mereka sendiri.
Saya pikir dalam bisnis dan kehidupan, kita dan orang-orang di sekitar kita perlu meluangkan waktu untuk rehat sejenak. Teman saya, John Baldoni menyebutnya sebagai ‘berkah’. Kita memberikan hadiah kepada orang lain ketika kita mempersilakan mereka untuk beristirahat dan melakukan urusannya masing-masing. Tugas kita adalah untuk berbuat baik dengan sesama dan menjadi pribadi yang sabar. Sering kali sebuah produk atau ide berkembang lebih baik ketika kita memberikan waktu sejenak untuk memikirkannya.
Saya dan partner bisnis saya, Adrian Gostick telah menulis 14 buku bersama. Kami bersyukur dapat berkesempatan untuk melakukan riset, menulis, dan memberikan naskah kepada penerbit. Proses tersebut melatih kesabaran kami, yang mana setiap buku memakan waktu hingga 2 tahun dari idenya muncul hingga bukunya benar-benar terbit. Anda tidak bisa terburu-buru dalam prosesnya jika ingin hasil yang maksimal. Tentu saja, ada deadline yang mengejar kita, dan kita pun mahir menghadapinya. Tapi, kami memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk berhenti sejenak dan memikirkan semuanya.
Realitanya kita hidup di dunia digital yang serba cepat, di mana semuanya 24/7 dan 911. Namun, jika Anda ingin pekerjaan Anda berhasil, penting untuk mengambil jeda, refleksi diri, dan mendengarkan. Hal tersebut juga penting untuk orang-orang di sekitar Anda, jika Anda ingin mereka setuju dengan visi Anda dan bekerja sebaik mungkin.
Kesabaran adalah sebuah hadiah yang kita peroleh dari waktu ke waktu. Bagi saya, saya paling sabar ketika saya dan orang-orang di sekitar saya merasa bahagia.
Namun, harus saya akui, saya masih belajar untuk bersabar. Bagaimana dengan Anda?
Artikel ini diterjemahkan dari The Gift of Patience
Tonton juga: