Pernah Merasa Bodoh?

https://www.linkedin.com/pulse/pernah-merasa-bodoh-irma-erinda/?trackingId=JxyGWH%2F%2FSgWy6v0T97FtsQ%3D%3D
Pernah Merasa Bodoh?
Well, selamat. Seharusnya kita semua bersyukur jika sampai detik ini kita masih merasa bodoh. Perasaan bodoh hinggap saat kita tidak tahu mengenai hal tertentu. Namun yang menjadi titik penting selanjutnya setelah kita merasakan bodoh adalah – apa yang akan kita lakukan dengan kebodohan kita itu?
Perasaan superior begitu mudahnya menghinggap di diri kita, saat kita secara intens berkecimpung di bidang tertentu. Lalu kemudian tibalah saatnya di mana kita diharuskan untuk berdiskusi, mengajar, atau berbagi pengalaman. Dan terkadang munculah pertanyaan-pertanyaan liar yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya dari orang lain. Di saat tersebutlah, pola pikir kita yang sebenarnya akan ditantang. Apakah kita akan menjawab ‘tidak tahu’ atau kita akan mencoba untuk melakukan satu deduksi tingkat tinggi hanya untuk sekadar menjawab pertanyaan tersebut dan terlihat bahwa kita mengerti (namun sebenarnya belum tahu) mengenai hal tersebut?
Baca juga: Cara Membebaskan Diri dari Herd Mentality (Kecenderungan Mengikuti Mayoritas)
Benar dan Salah: Apakah Selalu Mutlak?

pch.vector dari Freepik.com
Adapun saat kita menjawab – pernahkah kita sendiri juga mempertanyakan hakikat konsep dari ‘benar’ atau ‘salah’? Adakah jawaban yang 100% benar atau 100% salah? Bisakah kita 100% benar? Lalu kenapa kita beranggapan bahwa jika jawaban tersebut berasal dari orang yang lebih tahu dari kita, sering kali jawaban dia kita anggap 100% benar tanpa mempertanyakan lebih lanjut?
Baik itu pernyataan dari bos kita, orang yang lebih superior dari kita, orang tua kita, tokoh keagamaan, atau siapapun yang kita anggap memiliki ilmu lebih dari kita.
Baca juga: Tetap Objektif Walaupun Harus Evaluasi Diri Sendiri
Memiliki Perasaan Bodoh adalah Awal Pembelajaran dan Self Improvement
Memiliki perasaan bahwa kita masih bodoh akan membuat kita mempunyai banyak pertanyaan di diri kita. Di saat kita mempertanyakan sesuatu dan penasaran, maka hanya di saat tersebutlah kita akan mulai mencari. Pencarian tiada henti yang membuat kita semakin berkembang. Di situlah awal mula pembelajaran, baik self learning ataupun secara structured learning. Karena kita menyadari bahwa diri kita tidak tahu sesuatu. Atau mengutip bahasa yang sedang tren, inilah yang menjadi dasar pemikiran dari konsep growth mindset. Dengan memiliki growth mindset, kita terdorong untuk terus belajar berkembang dan melakukan self improvement.
Lawan Utama Perasaan Bodoh Adalah Ego Belajar
Lawan utama dari perasaan bodoh adalah ego belajar. Hal ini mudah sekali terbentuk saat kita berada di satu tempat yang begitu lama sehingga kita merasa paling tahu, paling benar. Dan hal yang normal sekali diketemukan di orang-orang yang mengaku dirinya berpengalaman (baik itu pengalaman disebabkan karena waktu, atau pengalaman dari sisi intensitas). Karena memang tidak mudah untuk mengaku bahwa kita tidak tahu. Namun, akan lebih bodoh lagi jika kedua hal itu dikombinasikan sehingga menjadi pola pikir fixed mindset dan menghambat pengembangan diri.
Baca juga: Seni Bersaing dengan Diri Sendiri

dari freepik
Situasi 1: Bodoh + Ego Belajar
Yang akan terjadi adalah polesan-polesan pernyataan yang sekiranya datang dari ketidaktahuan, namun juga tidak ada usaha untuk mulai mencari berbagai perspektif untuk mendekati kebenaran. Segala hal adalah ‘pokoknya’ namun saat ditanya, tidak ada satupun bayangan bagaimana melaksanakannya. Semakin dipoles, semakin banyak hal yang terasa harus disembunyikan karena sebenarnya isinya tidak ada apa-apa.
Situasi 2: Bodoh + Pasrah
Yang akan terjadi adalah perasaan tidak berdaya dalam menghadapi dunia dan terjadi pola pandang pembatasan usaha diri sendiri dalam menghadapi suatu situasi. Pola pandang menjadi korban dan merasa bahwa manusia atau dunia di sekitarnyalah yang akan menjaga penghidupan kita. Orang-orang dengan mindset sukses tidak akan membiarkan dirinya terjebak dalam pola pikir ini. Mereka justru melihat tantangan sebagai kesempatan untuk self improvement dan terus belajar berkembang.
Bahaya di Dunia Kerja
Bahayanya, situasi kombinasi ini banyak ditemukan di dunia kerja. Ya, kita jadi bodoh saat kita berhenti untuk bertanya dan berhenti bersikap rendah hati (humility). Karena begitu banyak alasan yang membuat kita menjadi lebih mudah untuk berhenti daripada mengaku bodoh. Lebih mudah untuk menjawab hal yang tidak benar daripada berkata tidak tahu. Dalam dunia kerja, memiliki growth mindset sangatlah penting untuk pengembangan diri yang berkelanjutan. Dengan terus belajar berkembang, kita bisa menghadapi tantangan dengan lebih baik dan mencapai mindset sukses.
Baca juga: Tantangan Bekerja dalam Team
Kepribadian
Tags: Kepemimpinan Tanpa Batas
Ignitor | People Developer | Human CSI
Irma Erinda adalah Purpose Coach, Facilitator, dan Insights Discovery Practitioner dengan 17+ tahun pengalaman di dunia korporasi. Ia juga seorang ibu dan istri. Terhubung di Instagram: @purposefinderID