Secara psikologis manusia hanya peduli kepada dirinya sendiri, yang dia sukai, dan yang memberi manfaat kepada dirinya. Perhatikan dirimu ketika melalui sebuah mobil yang terparkir dan dari kaca gelapnya terpantul bayangan wajahmu, maka kamu akan mengabaikan mobil itu dan perhatianmu terfokus kepada bayangan wajahmu itu, kadang sambil kamu berlalu begitu saja, kadang pula kamu berhenti sejenak memperhatikan jerawat yang kamu baru sadar memilikinya.
Secara psikologis manusia hanya peduli kepada dirinya sendiri, yang dia sukai, dan yang memberi manfaat kepada dirinya.
Ingat-ingat pula ketika kamu scrolling media sosialmu dan salah seorang teman SD-mu memposting foto kelas yang terdiri dari kamu kecil dan sekitar 20-an anak-anak lainnya, maka secara otomatis kamu mencari-cari di mana dirimu di foto itu dan mengabaikan foto teman-temanmu lainnya.
Jadi kamu dan setiap orang––secara psikologis hanya peduli kepada diri sendiri, apa yang menjadi kepentingan sendiri, kesenangan sendiri, dan bermanfaat bagi diri sendiri. Bahkan ketika kamu atau seseorang bermaksud menyenangkan orang lain, kamu melakukan itu karena rasa senangmu untuk menyenangkan orang lain.
Baca juga: 4 Cara Cerdas Negosiasi Gaji Saat Interview Kerja
Demikian pula dengan interviewer yang mewawancara kamu dalam rangka rekrutmen perusahaan mereka, apakah itu HRD, users, sampai ke directors, mereka pun manusia sepertimu yang juga secara psikologis hanya peduli kepada diri mereka sendiri, seperti kita bahas tadi.
Maka ketika dalam interview kerja HRD atau user memberimu pertanyaan:
"Ceritakan tentang diri Anda!"
Sesungguhnya mereka tidak sungguh-sungguh ingin bertanya tentang dirimu, tapi mereka bertanya kepadamu:
- Ceritakan siapakah Anda dalam kesesuaian dengan job requirement kami?
- Ceritakan bagaimana Anda adalah orang yang kami butuhkan?
- Ceritakan kenapa kami harus memilih Anda dibanding kandidat lainnya?
Perhatikan poin 1, 2, dan 3 semuanya adalah tentang mereka sendiri yakni "kami", bukan tentang kamu. Maka tidak tepat ketika seorang kandidat menjawab pertanyaan tersebut dengan menceritakan kisah hidupnya, panjang lebar pula.
"Saya anak pertama dari tiga bersaudara. Saya lahir dan tumbuh di Kota X, lalu saat kuliah saya berpindah ke Kota Y. Orang tua saya bekerja sebagai karyawan swasta... dst."
Tidak tepat.
Baca juga: Value Validation Project, Cara Pamungkas Lolos Interview User
Lebih tepat ketika kamu menjawabnya dengan cerita yang berisi fakta-fakta dirimu yang sesuai dengan keinginan mereka itu tadi, yakni:
- Jelaskan latar belakang akademik, pengalaman kerja / magang, serta pengalaman organisasi yang relevan dengan job requirement seperti disebutkan dalam informasi.
- Hubungkan penjelasan kamu di poin satu tadi dengan job requirement atau jobdesc posisi yang kamu lamar sesuai yang disebutkan di info loker.
- Jelaskan kekagumanmu kepada perusahaan yang sedang kamu lamar itu (sebutkan hal-hal positif / prestasi perusahaan tersebut, hasil riset dari website mereka) dan sampaikan betapa perusahaan itu sesuai dengan visi karier jangka panjangmu.
Contoh: misalnya kamu adalah fresh graduate Teknik Industri yang melamar ke posisi Staff PPIC (production planning & inventory control).
"Nama saya Fulan, usia 23 tahun, saya lulusan Teknik Industri Universitas XYZ dengan IPK 3.5 skala 4, dan semasa kuliah saya aktif sebagai asisten laboratorium Sistem Produksi yang di dalamnya terdapat aktivitas production planning. Saya juga pernah magang di PT. ABCD sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan, dan saya magang sebagai Staff Warehouse, di mana saya belajar banyak mengenai inventory control, pun saya banyak berinteraksi dengan departemen PPIC saat itu. Saya tipikal pekerja keras, ulet, mudah belajar, dan self-motivated. Visi saya adalah bekerja di perusahaan makanan dengan brand ternama seperti perusahaan ini.
Begitu kurang lebihnya.
Sampai sini paham, ya? Selamat mencoba dan semoga kamu segera diterima kerja. Aamiin.
Artikel ini diterbitkan dari akun LinkedIn milik Rangga Primanto.