Coba bayangkan: dari Senin sampai Jumat, kamu menghabiskan banyak waktu di kantor – di sebuah ruangan bersama rekan kerja lain yang juga fokus mengejar deadline. Selain suara ketikan yang terus kamu dengar, pernahkah terpikirkan olehmu akan kualitas udara yang kamu hirup setiap harinya di ruangan tersebut?
Nyatanya, Indoor Air Quality (IAQ) atau Kualitas Udara dalam Ruang (KUDR), sering kali diabaikan meskipun secara signifikan dapat mempengaruhi kesehatan, fokus, dan kinerja seseorang. Environmental Protection Agency (EPA) menyebutkan bahwa KUDR yang buruk dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti gangguan pernapasan, sick building syndrome, dan gangguan kognitif.
Maka dari itu, mari kita telusuri korelasi yang menarik antara kualitas udara yang buruk di kantor dengan produktivitas karyawan. Faktor-faktor penting yang kasat mata namun nyatanya memiliki dampak signifikan pada keseharian kita.
Kualitas udara yang buruk di kantor dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yakni kelembapan, suhu, polutan biologis, bahan kimia, dan partikel lainnya. Sistem tata udara HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioner) yang baik adalah poin krusial dari menjaga kualitas udara dalam ruang. Tanpa kita sadari, faktor-faktor tersebut dapat secara langsung mempengaruhi produktivitas kita sebagai karyawan.
1. Bahan Kimia
Bahan kimia yang umumnya ditemukan dalam ruangan adalah volatile organic compounds(VOC) dan formaldehyde. Kedua polutan tersebut berasal dari berbagai sumber seperti produk pembersih, bahan pembangunan, dan peralatan kantor. Paparan bahan kimia secara terus menerus pun dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, sakit kepala, dan komplikasi yang lebih serius.
2. Polutan Biologis
Bakteri, jamur, serbuk sari, dan alergen lainnya juga memiliki dampak merugikan terhadap KUDR. Polutan biologis tersebut dapat berkembang di area yang terlalu lembap dan memiliki ventilasi buruk. Akibatnya, seseorang yang sering kali terpapar hal ini dapat terkena alergi dan infeksi saluran pernapasan.
3. Partikel Udara
Debu, asap, dan partikel lain yang tersuspensi di udara juga dapat menyebabkan buruknya KUDR. Sumbernya pun umum kita temui seperti asap rokok, proses pembakaran, dan polusi udara luar ruangan. Jika dihirup, partikel tersebut dapat menimbulkan infeksi saluran pernapasan dan memicu alergi. Akibatnya, karyawan akan mengalami penurunan produktivitas, kesulitan berkonsentrasi, hingga seiring berjalannya waktu semakin banyak yang cuti karena sakit.
Sumber: Tim Gouw dari Unsplash.com
Dampak Kualitas Udara yang Buruk di Kantor
Gangguan pernapasan: asma, alergi
Sick building syndrome: fenomena masalah kesehatan yang dialami oleh para penghuni gedung atau bangunan akibat lingkungan kerja yang buruk
Gangguan kognitif: sulit berkonsentrasi, gangguan memori, susah mengambil keputusan
Gangguan mental: stres, depresi, kecemasan
Maka dari itu, berikut adalah beberapa cara untuk menjaga kualitas udara di kantor:
Cara Meningkatkan Kualitas Udara di Kantor
Rutin melakukan perawatan sistem HVAC
Pengadaan air purifier
Memelihara tanaman hias dalam ruangan (spider plant, peace lily, pothos, english ivy, lidah buaya, lidah mertua)
Meminimalisir sumber polutan (menggunakan produk alternatif yang ramah lingkungan dan mengoptimalkan ventilasi udara)
Sudah selayaknya pihak manajemen perusahaan manapun memahami bahwa kualitas udara di kantor merupakan komponen penting dalam bekerja. Maka dari itu, mari kita upayakan yang sebaik-baiknya dalam menjaga kualitas udara di kantor demi meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas orang-orang yang bersangkutan.
Seringkali kita temui segelintir orang yang bekerja untuk bos yang tidak menghargai mereka sama sekali dan bahkan ini dapat dikatakan sebagai toxic boss karena dapat membuat karyawan jenuh dan lingkungan yang tidak sehat di kantor. Hal ini tentu saja harus dihentikan.